Senin, 03 Maret 2025

MARKETING PLAN PRODUK KERIPIK NANGKA

 MARKETING PLAN PRODUK KERIPIK NANGKA

Latar Belakang

Marketing Plan atau  Rencana Pemasaran adalah suatu bentuk dari proses manajemen yang mengarah kepada strategi pemasaran yanmana tujuan utamanya adalah  untuk mencapai tujuan pemasaran sehingga marketing plan dapat dilakukan pada serangkaian proses yang sistematis serta melalui koordinasi untuk memperoleh  keputusan rencana pemasaran.

Dalam rangka meningkatkan daya saing komoditas nangka Indonesia dipasaran adalah dengan melakukan penganekaragaman produk olahan nangka, salah satunya keripik nangka. Keripik nangka merupakan salah satu produk olahan dari buah nangka, dimana yang digunakan dalam pembuatan keripik nangka adalah daging buah nangka yang sudah matang. Agroindustri ini bisa membantu produsen dalam upaya meningkatkan pendapatan. Selain itu olahan nangka juga merupakan proses pascapanen yang termasuk ke dalam pengawetan sehingga buah nangka tidak cepat rusak dan masih bisa dinikmati dalam waktu yang cukup lama tetapi dalam bentuk dan rasa yang berbeda tidak seperti buah nangka yang masih segar.


Pemasaran 

Pemasaran adalah ujung tombak bagi kelangsungan hidup usaha atau perusahaan, karena kegiatan pemasaran merupakan sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang tujuannya untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa bagi pemuasan kebutuhan konsumen. Sehingga perusahaan harus semaksimal mungkin untuk dapat memasarkan produknya demi tercapainya tujuan perusahaan yaitu meningkatkan volume penjualan, naiknya keuntungan perusahaan, kelangsungan hidup terjamin dan dalam jangka panjang adalah adanya perkembangan dari perusahaan. 

Segmentasi Pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk kedalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen. Dengan melaksanakan segmentasi pasar, kegiatan pemasaran dapat dilakukan lebih terarah dan sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat digunakan secara lebih efektif dan efisien dalam rangka memberikan kepuasan bagi konsumen. 

Segmentasi pasar dari produk keripik nangka terdiri dari tiga kelompok yaitu :

1. Toko pusat oleh-oleh

Toko pusat oleh-oleh merupakan salah satu tempat yang menyediakan berbagai produk khas suatu daerah, sehingga konsumen dapat membeli produk keripik nangka dengan mudah.

2. Wisatawan

Wisatawan pada umumnya mencari produk khas dari suatu daerah yang dikunjunginya. Sehingga wisatawan merupakan salah satu konsumen yang dapat mengenalkan produk keripik nangka pada masyarakat di daerahnya.

3. Masyarakat sekitar

Masyarakat sekitar memberi patokan rasa dan selera sehingga dengan adanya masyarakat sekitar membantu perusahaan mengelola cita rasa yang diinginkan konsumen.


Strategi pemasaran

Dalam memperkenalkan dan memasarkan produknya dengan cara menjualnya ke toko-toko, pusat oleh-oleh, wisatawan, tempat wisata. Kami juga mengadakan promosi dengan memberi diskon sebesar 10% setiap membeli lebih dari 5 bungkus (sekitar satu minggu pembukaan awal), serta melalui sosial media.


Analisis pesaing

Strategi Pemasaran Perusahaan dilakukan berdasarkan analisa 6 P menurut Kotler (2000) yang terdiri atas :

1. Price (harga)

Strategi mengenai bagaimana produk kita lebih menarik konsumen dari segi harga dibandingkan pesaing. Umumnya konsumen lebih tertarik kepada produk dengan harga yang lebih murah.

Pricing merupakan ekspresi nilai yang menyangkut kegunaan dan kualitas produk yang terbentuk melalui iklan dan promosi, ketersediaan produk melalui jaringan distribusi, dan layanan yang menyertainya (Raymond Corey, 2001). Harga yang tepat akan memiliki ikatan yang erat antara pembeli dan produsen. Kami mematok harga sebesar Rp 20.000,00/bungkus. Kami mematok harga tersebut karena harga yang sudah disesuaikan dengan ongkos produksi.

2. Product (Produk)

Strategi mengenai bagaimana produk usaha dapat menarik hati konsumen untuk membelinya. Produk yang ditawarkan merupakan produk keripik buah nangka  yang memiliki kualitas terbaik dengan kadar gizi yang tinggi dan menyehatkan dan sekaligus berkhasiat sebagai obat

3. Promotion (Promosi)

Strategi mengenai bagaimana produk dapat dikenal oleh konsumen dan berbagai usaha untuk memberikan informasi pada pasar tentang produk/jasa yang dijual, tempat dan kapan saatnya produk akan dijual. Ada beberapa cara menyebarkan informasi, yaitu :

Periklanan (Advertising) merupakan alat utama bagi pengusaha untuk mempengaruhi konsumennya. Periklanan ini dapat dilakukan oleh pengusaha lewat media cetak, elektroni dan lain-lain.

Penjualan Pribadi (Personal selling) merupakan kegiatan perusahaan untuk melakukan kontak langsung dengan calon konsumennya. Dengan kontak langsung ini diharapkan akan terjadi hubungan atau interaksi yang positif antara pengusaha dengan calon konsumennya itu. Yang termasuk dalam personal selling adalah: door to door selling, mail order, telephone selling, dan direct selling.

Promosi Penjualan (Sales Promotion) merupakan kegiatan perusahaan untuk menjajakan produk yang dipasarkannya sedemikian rupa sehingga konsumen akan mudah untuk melihatnya dan bahkan dengan cara penempatan dan pengaturan tertentu, maka produk tersebut akan menarik perhatian konsumen. 

Publisitas (Pubilicity) merupakan cara yang biasa digunakan oleh perusahaan untuk membentuk pengaruh secara tidak langsung kepada konsumen, agar mereka menjadi tahu. Publisitas merupakan suatu alat promosi yang mampu membentuk opini masyarakat secara tepat, sehingga sering disebut sebagai usaha untuk "mensosialisasikan" atau "memasyarakatkan ".

Unsur mix marketing bisa digunakan untuk memperkenalkan dan menjual keripik nangka baik dipasar lokal maupun nasional. Sehingga tujuan yang direncanakan bisa mencapai target yang diharapkan. Di dalam pemasaran produk selain memiliki konsep juga memerlukan komunikasi bisnis dari berbagai pihak supaya produk yang ditawarkan bisa diterima dipasaran. 

4. Place (Saluran Distribusi)

Place merupakan cara untuk mendistribusikan produk untuk sampai ke tangan konsumen. Kami melakukan pendistribusian dengan cara menjualnya ke toko-toko, toko pusat oleh-oleh, wisatawan, dan masyarakat sekitar. 

5. People

People merupakan kriteria sumber daya manusia secara umum yang dapat meningkatkan penjualan produk ke konsumen secara langsung ataupun tidak langsung. Maka sedapat mungkin pemilik mengutamakan pelayanan dengan sikap yang ramah, sopan dan bersahabat.

6. Process

Proses yang ditampilkan kepada konsumen agar konsumen tertarik untuk membeli. Proses yang dapat ditampilkan seperti proses produksi yang baik ataupun proses pelayanan terhadap konsumen. Dalam proses, pelanggan dapat melihat secara langsung proses pembuatannya. Disini operasional usaha dituntut untuk menjaga kualitas produksi seperti mengutamakan kebersihan, langkah kerja yang efektif dan tangkas menanggapi permintaan.


Proses produksi

1. Belah buah nangka dan ambil daging buahnya, lalu keluarkan bijinyar

2. Iris buah nangka menjadi beberapa bagian

3. Rendam buah nangka ke dalam air kapur sirih/gamping selama 5 jam

4. Kemudian angkat buah nangka dari dalam air kapur sirih/gamping lalu segera cuci dengan bersih, kemudian tiriskan hingga semua air hilang

5. Goreng buah nangka yang sudah di cuci bersih, setelah digoreng lalu tiriskan

6. Kemas ke dalam wadah atau kantong plastik yang kedap udara untuk menjaga kerenyahan keripik nangka.


Penutup

Kesimpulan 

Kami melakukan usaha ini dengan tujuan memanfaatkan buah nangka agar bernilai jual lebih tinggi dan mendapatkan keuntungan dari penjualan keripik buah nangka tersebut serta buah nangka juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan antara lain mengurangi resiko penyakit jantung, mencegah anemia, anti kanker dan lain-lain. Dengan membuat usaha ini dapat menciptakan makanan sehat dan bergizi serta meningkatkan konsumsi keripik buah nangka dikalangan masyarakat. Usaha ini akan mampu membuka peluang kerja dan mengangkat perekonomian masyarakat sekitar.


Daftar Pustaka

Phillip, Kotler. 2000. Marketing Management.  Prentice Hall. New Jersey.

Stanton, William J. 1986.  Prinsip Pemasaran. Erlangga.

Suprapti, Lies. 2000. Teknologi Tepat Guna Keripik, Manisan dan Sirup Nangka. Yogyakarta. Percetakan Kanisius.

Minggu, 02 Maret 2025

KARYA TULIS ILMIAH | MINAT REMAJA TERHADAP BELANJA ONLINE DI DESA WAJAK LOR KECAMATAN BOYOLANGU KABUPATEN TULUNGAGUNG

 

KARYA TULIS ILMIAH

 

MINAT REMAJA TERHADAP BELANJA ONLINE DI DESA WAJAK LOR KECAMATAN BOYOLANGU KABUPATEN TULUNGAGUNG

 

Dosen Pengampu :

Ervina Darmayanti, S.Pd, M.Pd

 




DISUSUN OLEH :

SALMA SABILLA

21542010

 

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM KADIRI KEDIRI

2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur  kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga laporan ini dapat tersusun hingga selesai. Laporan penelitian ini membahas tentang “ MINAT REMAJA TERHADAP BELANJA ONLINE DI DESA WAJAK LOR KECAMATAN BOYOLANGU KABUPATEN TULUNGAGUNG ”. Dan di harapkan dapat memberi pengetahuan dan menambah wawasan bagi siapapun yang membaca laporan ini.

Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari peran serta berbagai pihak yang telah memberikan saran baik materi maupun pikirannya. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih sedalam - dalamnya.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, penulis yakin masih banyak kekurangan dalam laporan ini, Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.

Kediri, 15 Oktober 2021 

 

Penulis

                                                       DAFTAR ISI          

COVER

KATA PENGANTAR                                                                                  

DAFTAR ISI                                                                                                 

BAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang                                                                              

1.2  Rumusan Masalah                                                                         

1.3  Tujuan Penelitian                                                                          

1.4  Manfaat Penelitian                                                                        

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Minat Beli                                                                                     

2.2 Belanja                                                                                          

2.3 Belanja Online                                                                              

2.4 Aspek Minat Beli                                                                          

2.5 Faktor – Faktor Minat Beli                                                           

2.6 Cara Mengetahui Kualitas Produk                                                

2.7 Kelebihan dan Kekurangan Belanja Online                                  

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

            3.1 Tempat dan Waktu Penelitian                                                       

            3.2 Populasi dan Sampel                                                                     

            3.3 Jenis Sampel                                                                                 

            3.4 Teknik Pengambilan Sampel                                                        

            3.5 Jenis Penelitian                                                                             

            3.6 Teknik Pengumpulan Data                                                           

BAB IV PEMBAHASAN

            4.1 Belanja Online                                                                              

            4.2 Deskripsi Jawaban Responden                                                     

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan                                                                                   

5.2 Saran                                                                                             

DAFTAR PUSTAKA                                                                                   

LAMPIRAN                                                                                                  

                                                                             BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Era globalisasi yaitu suatu era dimana batas-batas geografi antar negara tidak lagi menjadi masalah dalam proses komunikasi dan interaksi antar individu. Hal ini semakin nyata terjadi apabila kita kaitkan dengan adanya internet. Globalisasi mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap perubahan gaya hidup masyarakat. Kemajuan teknologi yang semakin pesat adalah salah satu dampak dari globalisasi yang bisa menyebabkan adanya perubahan - perubahan perilaku masyarakat. Internet adalah kependekan dari interconnection-networking. Internet yaitu suatu sistem global dari seluruh jaringan komputer yang dihubungkan dengan menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP/IP) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia. Dengan adanya internet ini tentu akan semakin memudahkan proses globalisasi di dunia. Melalui internet, kita banyak mengenal berbagai hal, mulai dari jejaring sosial, aplikasi, berita, video, foto, hingga berbelanja melalui internet atau yang sering disebut dengan online shopping.

Berbelanja merupakan suatu aktivitas yang biasa dilakukan oleh setiap orang. Bukan hanya perempuan, laki-laki pun juga melakukan kegiatan belanja. Belanja bisa dilakukan dimana saja, misalnya di pasar. Pasar dalam pengertian konkret yaitu tempat dimana penjual dan pembeli bertemu untuk melakukan jual beli. Pasar dibedakan menjadi dua, yaitu pasar modern dan bukan pasar modern.

Perkembangan bisnis secara online di Indonesia saat ini sangat pesat, salah satunya dengan melakukan belanja secara online. Menurut (Arwieda, 2011) menjamurnya belanja online membuka peluang usaha di dalam bidang produk fashion di internet yang banyak mengarah pada remaja sebagai konsumennya. Keunggulan bisnis belanja online selain mudah dalam melakukan promosi, juga sangat efisien karena hanya membutuhkan biaya berlanggan internet untuk dapat menjalankan bisnisnya. Disamping keunggulan yang kita rasakan ada beberapa ketidaknyamanan yang kita rasakan atau kelemahan dari online shop yang dirasakan seperti adanya jeda waktu antara pembayaran dan pengiriman produk. Kedua rawan terjadi penipuan. Ketiga kita tidak dapat mencoba barang yang kita pesan sebelum membelinya. Keempat, kita tidak dapat memeriksa barang yang kita pesan sebelumnya, apakah terdapat kerusakan atau tidak.

Belanja online yaitu salah satu cara berbelanja melalui jejaring sosial atau alat komunikasi elektronik yang digunakan dalam transaksi jual beli, dimana pembeli tidak perlu susah payah datang menuju ke toko untuk membeli dan melihat apa yang mereka cari, hanya tinggal melihat barang yang diinginkan melalui internet kemudian memesan barang sesuai pilihan dan mentransfer uangnya dan kemudian barang tersebut akan dikirim oleh toko online tersebut kerumah (Nusarika dan Purnami, 2015). Di awal tahun 2012 trend online shop tampaknya semakin meningkat, mungkin karena lebih nyaman dan lebih praktis. Karena barang yang dibeli akan dikirim melalui jasa pengiriman barang setelah kita melakukan pembayaran di belanja online atas barang yang kita pesan melalui situs web yang telah disediakan para pedagang belanja online tersebut.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ MINAT REMAJA TERHADAP BELANJA ONLINE DI DESA WAJAK LOR KECAMATAN BOYOLANGU KABUPATEN TULUNGAGUNG “. Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan referensi tambahan dan untuk memperkaya pengetahuan pembaca akan teori – teori dari perilaku konsumen yang berhubungan dengan pengalaman belanja online, niat membeli kembali kepada konsumen, dan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi konsumen dan pelaku bisnis.

1.2  Rumusan Masalah

1Apa pendapat remaja tentang belanja online di Desa Wajak Lor, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung ?

2. Bagaimana cara memastikan kualitas suatu produk di belanja online menurut remaja di Desa Wajak Lor, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung ?

3. Apa dampak belanja online menurut remaja di Desa Wajak Lor, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung ?

1.3  Tujuan Penelitian

1Untuk mengetahui pendapat remaja tentang belanja online di Desa Wajak Lor, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung

2. Untuk mengetahui cara memastikan kualitas suatu produk dibelanja online menurut remaja di Desa Wajak Lor, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung

3. Untuk mengetahui dampak belanja online menurut remaja di Desa Wajak Lor, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi online shop yang merupakan sebuah peluang bisnis yang menjanjikan apabila dilihat dari peningkatan jumlah pengguna internet dan minat seseorang yang berbelanja karena bisa lebih praktis melalui media internet. 

2. Manfaat Teroritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan menambah wawasan untuk penelitian selanjutnya terutama berkaitan tentang bisnis online shop.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Minat Beli

Minat beli berdasarkan (Kotler, 2005) merupakan sesuatu yang muncul sehabis mendapatkan rangsangan dari produk yang dilihatnya, darisana muncul ketertarikan untuk membeli agar dapat memilikinya. Minat beli konsumen akan muncul dengan sendirinya jika konsumen sudah memberikan respon yang positif atau merasa tertarik terhadap apa yang ditawarkan oleh si penjual.

Minat beli artinya sebuah perencanaan oleh konsumen untuk memenuhi kebutuhannya, termasuk seberapa banyak barang yang diperlukan konsumen dalam melakukan tindakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen (Ferdinand, 2006).

Minat beli adalah kecenderungan konsumen buat membeli suatu merek barang atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Assael, 2001).

Sehingga bisa disimpulkan bahwa minat beli konsumen merupakan kecenderungan konsumen untuk melakukan pemilihan barang melalui aplikasi belanja online atau melalui internet supaya dapat memutuskan untuk membeli suatu produk yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian di online shop. 

2.2 Belanja

(Huddleston and Minahan, 2011) mengartikan aktifitas berbelanja sebagai aktifitas yang melibatkan pertimbangan pembelian suatu jasa maupun produk, mencari toko yang menyediakan jasa ataupun produk yang terbaik, pencarian jasa ataupun produk yang diinginkan di dalam toko tersebut, serta menentukan keputusan untuk melakukan pembelian.

Berbelanja merupakan suatu kegiatan yang biasa dilakukan oleh setiap orang. Bukan hanya perempuan, laki-laki pun juga melakukan kegiatan belanja. Belanja bisa dilakukan dimana saja, contohnya di pasar. Pasar dalam pengertian konkret adalah tempat dimana penjual dan pembeli bertemu untuk melakukan jual beli. Pasar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pasar modern dan bukan pasar modern. Pasar modern terdiri dari supermarket, hypermarket, swalayan, minimarket dan departement store, sedangkan yang termasuk bukan pasar modern yaitu pasar tradisional, pedagang keliling, toko dan lainnya.

Berbelanja merupakan aktivitas yang dilakukan manusia untuk membeli atau memenuhi kebutuhan hidupnya. Bagi perempuan, aktivitas belanja yang paling disukai yaitu kegiatan berbelanja produk fashion. Produk fashion ini dapat berupa baju, atasan, terusan, celana, tas, rok, aksesories, sepatu, dan lainnya. Dibandingkan dengan laki-laki, perempuan cenderung lebih memperhatikan penampilan diri mereka. Dengan berpenampilan yang menarik dan bagus, mereka menjadi lebih percaya diri dalam bersosialisasi dan menjalankan rutinitas mereka. Menurut studi mengenai konsumen baru-baru ini, terdapat perbedaan besar antara pria dan wanita dari sudut tanggapan mereka terhadap berbelanja dimana jika sebagian laki-laki tidak menyukai berbelanja, kebanyakan perempuan menyatakan menyukai pengalaman berbelanja, dan walaupun sebagian besar perempuan merasakan berbelanja menyenangkan dan menggembirakan, sebagian besar laki-laki tidak mempunyai respon yang sama (Schiffman dan Kanuk, 2008: 494).

2.3 Belanja Online

Belanja online adalah salah satu cara berbelanja melalui jejaring sosial atau alat komunikasi elektronik yang digunakan dalam transaksi jual beli, dimana pembeli tidak perlu susah payah datang menuju ke toko untuk membeli dan melihat apa yang mereka cari, hanya tinggal melihat barang yang diinginkan melalui internet kemudian memesan barang sesuai pilihan dan mentransfer uangnya dan kemudian barang tersebut akan dikirim oleh toko online tersebut kerumah (Nusarika & Purnami, 2015).

Online shop adalah sarana atau toko untuk menawarkan jasa dan barang lewat internet sehingga pengunjung online shop dapat melihat barang-barang di toko online (Loekamto, 2012).

Online shop adalah toko untuk menawarkan jasa dan barang lewat internet sehingga pengunjung online shop dapat melihat barang-barang di toko belanja online. Konsumen bisa melihat barang-barang berupa foto-foto atau gambar atau bahkan juga video. Online shop atau toko online bisa dikatakan sebagai tempat berjualan yang sebagian besar kegiatannya berlangsung secara online di internet (Juju & Studio, 2010).

Belanja online (online shopping) merupakan proses dimana konsumen secara langsung membeli jasa, barang-barang, dan lain-lain dari seorang penjual secara real-time dan interaktif tanpa suatu media perantara melalui Internet (Mujiyana & Elissa, 2013). Online shop atau belanja online via internet, merupakan suatu proses pembelian jasa atau barang dari mereka yang menjual barang melalui internet, atau layanan jual-beli secara online tanpa harus bertatap muka dengan penjual atau pihak pembeli secara langsung (Sari, 2015). Jadi, belanja online merupakan proses jual-beli jasa, barang, dan lain-lain yang dilakukan secara online tanpa harus bertemu dahulu antara pembeli dan penjual.

E-commerce adalah salah satu set dinamis teknologi aplikasi dan proses bisnis yang menghubungkan konsumen, perusahaan, dan komunitas tertentu melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang, informasi, dan jasa yang dilakukan secara elektronik.

Secara garis besar, untuk saat ini e-commerce diterapkan melaksanakan kegiatan ekonomi business-to-business, business-to-consumer dan consumer-to-consumer. Berikut penjelasannya :

a.      Business-to-business

Yaitu sistem komunikasi bisnis online antar pelaku bisnis atau dengan kata lain transaksi secara elektronik antar perusahaan (dalam hal ini pelaku bisnis) dan dalam volume atau kapasitas produk yang besar.

b.      Business-to-consumer

Bentuk bisnis yang bisa menghubungkan perusahaan dengan para pelanggan lewat media internet, menyediakan instrumen penjualan jasa-jasa, produk-produk dan mengatur hubungan dan komunikasi dengan para pelanggan.

c.       Consumer-to-consumer

Yaitu transaksi bisnis secara elektronik yang dilakukan antar konsumen untuk dapat memenuhi suatu kebutuhan tertentu dan pada saat tertentu pula. Segmentasi consumer-to-consumer sifatnya lebih khusus karena transaksi dilakukan ke konsumen yang memerlukan transaksi.

2.4 Aspek Minat Beli

Menurut (Ferdinand, 2006) minat beli dapat diidentifikasi melalui aspek-aspek sebagai berikut :

a. Minat transaksional adalah kecenderungan seseorang untuk membeli suatu produk.

b.  Minat referensial adalah kecenderungan seseorang untuk merekomendasikan suatu produk kepada orang lain.

c. Minat preferensial adalah minat yang menggambarkan suatu perilaku seseorang yang memiliki pengutamaan pada produk tersebut. Pengutamaan ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.

d. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut dan mencari informasi mengenai suatu produk yang diminatinya.

(Kinnear dan Taylor, 2003) berkesimpulan bahwa aspek-aspek dalam minat beli yaitu sebagai berikut :

a. Ketertarikan (interest) yang menunjukkan adanya perasaan senang dan pemusatan perhatian.

b. Keinginan (desire) yaitu ditunjukkan dengan adanya dorongan untuk ingin memiliki.

c. Keyakinan (conviction) ditunjukkan dengan adanya daya guna, perasaan percaya diri individu terhadap kualitas, dan keuntungan dari produk yang akan dibeli.

Berdasarkan pemaparan pemikiran diatas, aspek minat beli menurut (Ferdinand, 2006) dan (Kinnear dan Taylor, 2003) : minat referensional, minat transaksional, minat preferensial, ketertarikan, minat eksploratif, keinginan, keyakinan. Peneliti memilih aspek dari (Ferdinand, 2006) dikarenakan aspek-aspek dari Ferdinand dapat dijadikan sebagai dasar alat ukur dalam mengukur kecenderungan minat beli barang secara online oleh konsumen di aplikasi belanja online.

2.5 Faktor-faktor Minat Beli 

Menurut (Kotler & Keller, 2012) minat beli merupakan perilaku pelanggan yang timbul sebagai respon terhadap objek yang menunjukkan keinginan pelanggan untuk melakukan suatu pembelian.

a.       Faktor budaya

Faktor-faktor budaya memberikan pengaruh yang paling dalam ditingkah laku konsumen. Penjual harus mengetahui suatu peranan yang dimainkan oleh budaya, kelas sosial pembeli, dan sub-budaya, dimana :

1)      Budaya

Faktor budaya adalah salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen.

2)      Sub Budaya

Sub budaya adalah bagian dari budaya yang meliputi : agama, ras, kewarganegaraan, dan daerah geografis.

3)      Kelas Sosial

Setiap kelompok masyarakat tentu saja memiliki pengelompokan bila dilihat berdasarkan kelas sosialnya. Kelas sosial digolongkan berdasarkan pendidikan, pekerjaan, pendapatan atau pemasukan dan faktor-faktor lain yang bisa dihubungkan.

b.      Faktor Sosial

Tingkah laku konsumen juga di pengaruhi oleh faktor-faktor sosial, yaitu :

1)      Keluarga

Lingkungan di dalam keluarga dapat mempengaruhi sikap seseorang. Setiap anggota dikeluarga memilki pengaruh dalam tindakan pembelian.

2)      Kelompok acuan

Kelompok acuan memberikan rekomendasi kepada seseorang mengenai gaya hidup baru dan perilaku, mempengaruhi sikap dan konsep diri konsumen

3)      Peran dan status

Peran dan status mempengaruhi perilaku konsumen terhadap suatu pembelian demi menjaga gengsi dan menunjukkan keberadaan konsumen di dalam lingkungan masyarakat.

c. Faktor Pribadi

1) Umur dan tahap siklus hidup

Seiring dengan berjalannya waktu tentu saja membawa perubahan terhadap perilaku konsumen terhadap banyak hal, termasuk produk yang akan dikonsumsi dan dibeli.

2) Pekerjaan

Untuk kalangan pekerja tentu perilaku yang ada dipengaruhi oleh jenis pekerjaan konsumen termasuk keputusan untuk menggunakan dan membeli sebuah produk.

3) Situasi Ekonomi

Keadaan ekonomi seseorang tentu sangat mempengaruhi perilaku pembelian. Besar kecilnya pendapatan juga menjadi pertimbangan dalam melakukan pembelian.

4) Gaya Hidup

Gaya hidup menggambarkan suatu yang lebih dari kepribadian seseorang atau kelas sosial. Gaya hidup menunjukkan seluruh pola kegiatan dan interaksi seseorang di dunia.

5) Kepribadian dan Konsep Diri

Kepribadian biasanya didefinisikan berdasarkan sifat-sifat seperti kepercayaan diri, sosialitas, dominasi, otonomi, sifat pertahanan.

2.6 Cara Mengetahui Kualitas Produk

Cara mengetahui kualitas suatu produk, yaitu :

1.      Reliabilitas

Adalah probabilitas terjadinya kerusakan atau kegagalan produk dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadi kerusakan maka semakin andal produk yang bersangkutan.

2.      Daya tahan (durability)

Adalah jumlah pemakaian suatu produk sebelum produk bersangkutan harus diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian normal yang dimungkinkan, semakin besar pula daya tahan produk.

3.      Estetika

Adalah menyangkut penampilan produk yang dapat dinilai dengan panca indera (aroma, rasa, suara, dan seterusnya)

4.      Persepsi terhadap kualitas

Adalah kualitas yang dinilai berdasarkan reputasi penjual.

5.      Melihat testimoni dari konsumen lain

Dengan cara melihat komentar ditoko belanja online penjual

2.7 Kelebihan dan Kekurangan Belanja Online

Kelebihan toko online dibandingkan toko konvensional yaitu (Wicaksono, 2008) dalam (Sari, 2015) :

1)      Modal untuk membuka suatu toko online relative kecil

2)      Tingginya biaya operasional sebuah toko konvensional

3)      Toko online buka 24 jam dan dapat diakses dimana saja

4)      Konsumen dapat mencari dan melihat katalog produk dengan lebih cepat.

5)      Konsumen dapat mengakses beberapa toko online dalam waktu bersamaan.

Namun, tidak semuanya berbelanja secara online dapat selalu menguntungkan. Pasti ada sesuatu yang kurang. Meskipun keberhasilan dalam pembelian melalui toko belanja online cukup mengagumkan, masih ada beberapa kekurangan, yaitu:

1.      Tidak bisa coba / tes barang terlebih dahulu

2.      Barang yang dibeli biasanya tidak sesuai harapan

3.      Ada ongkir (ongkos kirim)

4.      Ada kemungkinan terkena penipuan

5.      Cenderung membeli barang yang tidak diperlukan ( konsumtif )

BAB III

METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Wajak Lor, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung secara langsung atau wawancara

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 11 Oktober 2021 sampai 10 Desember 2021.

Nama

Kegiatan

Oktober

September

November

Desember

1

2

3

1

2

3

1

2

3

1

2

3

Menulis judul

v

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Menulis bab I

 

v

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Menulis bab II

 

 

v

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pengambilan data

 

 

 

v

v

 

 

 

 

 

 

 

Menulis bab III

 

 

 

 

 

 

 

v

 

 

 

 

Menulis bab IV

 

 

 

 

 

 

 

 

v

 

 

 

Menulis bab V

Kesimpulan

Saran

 

 

 

 

 

 

 

 

 

v

 

 

 

3.2 Populasi dan Sampel

1.      Populasi dalam penelitian merupakan wilayah yang ingin diteliti oleh peneliti. Menurut Sugiyono (2011) “Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek/objek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja di Desa Wajak Lor, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung.

2.      Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti oleh peneliti. Menurut Sugiyono (2011) “Sampel merupakan bagian dari karakteristik dan jumlah yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sehingga sampel adalah bagian dari populasi yang ada, sehingga untuk pengambilan sampel harus menggunakan cara tertentu yang didasarkan oleh pertimbangan - pertimbangan yang ada. Dari pengertian diatas agar memudahkan penelitian, penulis menetapkan sifat-sifat dan katakteristik yang digunakan dalam penelitian ini. Dalam hal ini sampel penelitian yaitu, remaja di Desa Wajak Lor, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung.

3.3 Jenis Sampel

Terdapat berbagai jenis teknik sampling yang digunakan. Secara skematis, teknik sampling dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

1.      Probability Sampling

Sugiyono (2001: 57) dalam (Susilana, n.d.) mengatakan bahwa probability sampling yaitu teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik sampel ini meliputi :

a.       Simple Random Sampling

Menurut Sugiyono (2001: 57) yaitu simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.

b.      Proportionate Stratified Random Sampling

Margono (2004: 126) mengatakan bahwa stratified random sampling biasa digunakan pada populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau berlapis-lapis.

c.       Disproportionate Stratified Random Sampling

Sugiyono (2001: 59) mengatakan bahwa teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel bila populasinya berstrata tetapi kurang proporsional

d.      Cluste Sampling (Area Sampling)

Teknik ini disebut cluster random sampling. Menurut Margono (2004: 127), teknik ini bisa digunakan bilamana populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster.

2. Nonprobability Sampling

Menurut Sugiyono (2001: 60) nonprobability sampling merupakan teknik yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap anggota atau unsur populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi :

a.       Sampling Sistematis

Sugiyono (2001: 60) mengatakan sampling sistematis merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.

b.      Sampling Kuota

Menurut Sugiyono (2001: 60) sampling kuota merupakan teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu dan sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.

c.       Sampling Aksidental

Sampling aksidental yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2001: 60).

d.      Sampling Purposive

Sugiyono (2001: 61) mengatakan bahwa sampling purposive merupakan teknik penentuan sampel dengan berbagai pertimbangan tertentu.

e.       Sampling Jenuh

Berdasarkan Sugiyono (2001: 61) sampling jenuh merupakan teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

f.        Snowball Sampling

Snowball sampling merupakan teknik penentuan sampel yang mulanya memiliki jumlah yang kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel (Sugiyono, 2001: 61).

3.4 Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini menggunakan nonprobability sampling dengan teknik yang digunakan purposive sampling. Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel dengan menentukan kriteria-kriteria tertentu (Sugiyono, 2008) dalam (Mukhsin et al., 2017)

Purposive Sample merupakan sampel yang dilakukan dengan cara mengambil subyek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan-tujuan tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, contohnya alasan keterbatasan waktu, dana dan tenaga sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh (Prof.Dr. Suharsimi Arikunto. 117 ; 2002) dalam (Heridiansyah, 2012). Kriteria dari sampel penelitian ini adalah remaja di Desa Wajak Lor, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung.

3.5 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian deskripsi kualitatif. Menurut Sugiono, (2016: 15) dalam (Chan et al., 2019) Metode penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpisitivisme, digunakan untuk melakukan penelitian pada kondisi objek yang alamiah, dimana penelitian adalah sebagai intrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasai”.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono (2011) menjelaskan bahwa teknik pengumpulan data adalah langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian yaitu mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

A.      Wawancara

Menurut Sugiyono (2016) wawancara bisa digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menentukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal – hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit / kecil. Wawancara dilakukan kepada remaja di Desa Wajak Lor, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung.

B.       Observasi

Menurut Sugiyono (2016) Observasi adalah teknik pengumpulan    data yang mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain. Observasi dilakukan dengan melihat langsung di lapangan yang digunakan untuk menentukan factor layak yang didukung melalui wawancara survey analisis.

C.       Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2016) Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang digunakan merupakan data pendukung terhadap hasil pengamatan dan wawancara berkaitan dengan bentuk pesan verbal dan non verbal dan juga hambatan-hambatan yang ditemui oleh peneliti.

                               BAB IV

                       PEMBAHASAN

4.1 Belanja Online

Online shop atau belanja online via internet, merupakan suatu proses pembelian jasa atau barang dari mereka yang menjual melalui internet, atau layanan jual-beli secara online tanpa harus bertatap muka dengan penjual atau pihak pembeli secara langsung (Sari, 2015).

Belanja online adalah salah satu cara berbelanja melalui jejaring sosial atau alat komunikasi elektronik yang digunakan dalam transaksi jual beli, dimana pembeli tidak perlu susah payah datang ke toko untuk melihat dan membeli apa yang mereka cari, hanya tinggal melihat barang yang diinginkan melalui internet kemudian memesan barang sesuai pilihan dan mentransfer uangnya dan kemudian barang tersebut akan dikirim oleh toko online tersebut kerumah (Nusarika dan Purnami, 2015).

4.2 Deskripsi Jawaban Responden

Hasil simpulan dari pengolahan data penelitian mengenai minat remaja terhadap belanja online di Desa Wajak Lor, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, selanjutnya dideskripsikan sebagai berikut :

Berdasarkan pertanyaan nomor satu, remaja di Desa Wajak Lor, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung yang saya wawancarai semua mengetahui tentang adanya belanja online. Rosyi remaja di Desa Wajak Lor yang berusia 19 tahun mulai mengetahui tentang belanja online dari tahun 2017. Sinta mulai mengetahui tentang belanja online dari SMP kira – kira pada tahun 2016 / 2017. Bela remaja di Desa Wajak Lor yang berusia 19 tahun mulai mengetahui tentang belanja online dari SMA. Sedangkan Elvia remaja di Desa Wajak Lor yang berusia 17 tahun mulai mengetahui belanja online pada tahun 2019. Dan Risma remaja di Desa Wajak Lor yang berusia 19 tahun mulai mengetahui belanja online

Menurut Rosyi remaja di Desa Wajak Lor yang berusia 19 tahun, belanja online merupakan fenomena belanja online yang memberikan banyak dampak positif, mulai dari semakin mudahnya menjual barang, menggerakkan roda perekonomian suatu daerah, sampai – sampai mempermudah pengusaha kecil untuk menjual barangnya didunia maya. Menurut Sinta remaja di Desa Wajak Lor yang berusia 19 tahun, belanja online merupakan kegiatan yang akan mempermudah beberapa orang untuk berbelanja tanpa harus keluar rumah, tetapi dibalik itu ada dampak negatifnya yakni biasanya barang yang dibeli secara online tidak sama seperti yang ada di gambar. Menurut Elvia remaja di Desa Wajak Lor yang berusia 17 tahun, belanja online merupakan berbelanja tanpa harus keluar rumah akan membuat lebih efektif, dan yang terpenting tetap hati – hati karena banyaknya berita – berita yang terjadi tentang penipuan saat melakukan belanja online. Menurut Bela remaja di Desa Wajak Lor yang berusia 19 tahun, belanja online adalah belanja melalui media online, tanpa melakukan kontak fisik dengan penjual, pembayaran melalui transfer maupun cod. Menurut Risma remaja di Desa Wajak Lor yang berusia 19 tahun, belanja online merupakan kegiatan pembelian barang dan jasa melalui media internet.

Grafik Minat Terhadap Belanja Online

Belanja online berdasarkan dari seluruh responden remaja di Desa Wajak Lor menunjukkan data bahwa diantarannya ada yang merasa sangat menyukai belanja online, ada yang menyukai belanja online, dan ada yang kurang suka terhadap belanja online.

Menurut Rosyi remaja di Desa Wajak Lor yang berusia 19 tahun, mengatakan alasannya sangat menyukai belanja online adalah karena lebih praktis dalam berbelanja. Menurut Sinta remaja yang berusia 19 tahun, mengatakan alasannya menyukai belanja online adalah karena kadang barang tidak sesuai. Menurut Elvia remaja yang berusia 17 tahun, mengatakan alasannya kurang menyukai belanja online adalah bukan karena tidak suka tetapi kurang suka. Hal tersebut dikarenakan kadang tidak sesuai dengan ekspetasi barangnya. Menurut Bela remaja yang berusia 19 tahun, mengatakan alasannya menyukai belanja online karena tidak perlu datang ke toko untuk mendapatkan barang yang dia inginkan. Menurut Risma remaja yang berusia 19 tahun, mengatakan alasannya menyukai belanja online adalah karena lebih praktis dan lebih bisa memilih variasi produk dari toko belanja online A atau toko belanja online B.

Berbagai macam jawaban dari seorang responden tentang pembelian di online shop dalam satu bulan. Ada yang melakukan pembelian suatu produk di aplikasi belanja online 2 kali dalam satu bulan, 1 kali dalam satu bulan, 4 atau 5 kali dalam satu bulan. Macam – macam aplikasi belanja online yang diketahui oleh para responden yaitu Shopee, Tokopedia, Lazada, Blibli, Bukalapak, Akulaku. Barang yang sering dibeli oleh responden di aplikasi belanja online yaitu alat make up, snack, totebag, casing hp, jam tangan, baju atau pakaian, loose leaf, sabun muka, dan alat tulis.

Ada berbagai cara untuk memastikan kualitas suatu produk di belanja online, adalah dengan cara melihat informasi detail dari sebuah produk, melihat dari ranting, melihat berapa produk yang telah dijual oleh toko tersebut, melihat testimoni dari konsumen, komentar pembeli, dan live toko online shop.

Dampak dari belanja online menurut Elvia remaja di Desa Wajak Lor yang berusia 17 tahun mengatakan dampak positifnya bisa lebih efisien, dampak negatifnya barang kadang tidak sesuai ekspetasi. Menurut Rosyi remaja di Desa Wajak Lor yang berusia 19 tahun mengatakan dampak belanja online yaitu dampak positifnya menghemat tenaga dan waktu, dampak negatifnya barang tidak sesuai dengan harga. Menurut Risma remaja di Desa Wajak Lor yang berusia 19 tahun mengatakan dampak belanja online yaitu mempunyai dampak negatif yang menyebabkan kecenderungan tetapi disisi lain juga mempunyai dampak positif yaitu lebih mempermudahkan pembeli dalam mencari kebutuhan yang diperlukan. Menurut Bela remaja di Desa Wajak Lor yang berusia 19 tahun, mengatakan dampak belanja online yaitu dapat menghemat waktu karena tidak perlu datang ke toko, banyak diskon yang tersedia lebih dari beli barang di toko, tetapi belanja online juga memiliki dampak negatif yaitu harus membayar ongkir, terkadang barang tidak sesuai dengan foto yang telah dicantumkan penjual. Menurut Sinta remaja di Desa Wajak Lor yang berusia 19 tahun mengatakan dampak belanja online yaitu kadang barang tidak sesuai dan pengiriman lama.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada remaja di Desa Wajak Lor, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung mengenai minat terhadap belanja online dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Semua responden pada penelitian ini adalah remaja.

2. Semua responden pada penelitian ini menyatakan pernah

melakukan belanja online.

3. Menurut responden belanja online bisa membuat berbelanja jadi lebih efisien, tetapi tidak dipungkiri juga belanja online mempunyai dampak negatif.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian diatas, peneliti memberikan saran sebagai berikut :

Dari metode penelitian :

-          Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya dalam hal minat remaja terhadap belanja online. Peneliti berharap kepada peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian yang memiliki ruang lingkup lebih luas dan berkembang dari penelitian kali ini.

Dari hasil penelitian :

- Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan terkait dengan minat remaja terhadap belanja online di Desa Wajak Lor, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung serta factor-faktor yang mempengaruhinya.

- Bagi produsen atau penjual bisa sebagai acuan dalam pengambilan kebijakan di masa yang akan datang dalam upaya meningkatkan minat remaja terhadap belanja online.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian´. Jakarta : Rineka Cipta.

Arwiedya, M. R. (2011) ‘Analisis Pengaruh Harga, Jenis Media Promosi, Resiko Kinerja, dan Keragaman Produk terhadap Keputusan Pembelian Via Internet pada Toko Online’, Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Assael, H. 2001. Customer Behavior and Marketing Action 6 th edition. New

York: NYU Thomson Learning.

Augusty Ferdinand. 2006. Metode Penelitian Manajemen :Pedoman Penelitian Untuk Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi Ilmu Manajemen. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Chan, F., Kurniawan, A. R., Kalila, S., Amalia, F., Apriliani, D., Herdana, S. V., Jambi, F. U., Fkip, P., & Jambi, U. (2019). Agung Rimba Kurniawan 2 ,. 4(2), 0–5.

Heridiansyah, J. (2012). Pengaruh Advertising Terhadap Pembentukan Brand Awareness Serta Dampaknya Pada Keputusan Pembelian Produk Kecap Pedas ABC (Studi Kasus Pada Konsumen Pengguna Kecap Pedas ABC di Kota Semarang). Jurnal STIE Semarang, 4(2), 53–73.

Huddleston and Minahan. (2011). Consumer Behavior Women and Shopping.

Juju, D., & Studio, M. (2010). Cara Mudah Buka Toko Online dengan Wordpress + Wp E-commerce. Yogyakarta: CV Andi Offset.

Kinnear, T.C. and J. R. Taylor. 2003. Riset Pemasaran. (Terjemahan oleh Thamrin). Edisi Tiga, Erlangga : Jakarta.

Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. PT. Indeks Kelompok Gramedia: Jakarta.

Kotler & Keller (2012) Marketing Management, Essentials of Management for Healthcare Professionals. doi: 10.4324/9781315099200-17.

Loekamto, A. (2012). Implementasi Technology Acceptance Model (TAM) Dalam Online Shopping. Kajian Ilmiah Mahasiswa Manajemen Vol 1 No 3.

Margono, 2004, Metodologi Penelitian Pendidika, Jakarta: Rineka Cipta.

Mujiyana & Elissa. (2013). Keputusan Pembelian Via Internet Pada Toko Online. Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, VIII(3), 143–152.

Mukhsin, R., Mappigau, P., & Tenriawaru, A. N. (2017). Pengaruh Orientasi Kewirausahaan Terhadap Daya Tahan Hidup Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pengolahan Hasil Perikanan di Kota Makassar. Jurnal Analisis, 6(2), 188–193. http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/ef79bd330d16ba9fda32510e0a581953.pdf

Nusarika, L., & Purnami, N. (2015). Pengaruh Persepsi Harga, Kepercayaan, Dan Orientasi Belanja Terhadap Niat Beli Secara Online (Studi Pada Produk Fashion Online Di Kota Denpasar). E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 4(8), 254393.

Sari, C. A. (2015). Perilaku Berbelanja Online Di Kalangan Mahasiswi Antropologi Universitas Airlangga. Jurnal Antro Unair, 4(2), 205–216.

Schiffman, L. G., & Kanuk, L. L. (2008). Perilaku Konsumen (7th ed.). Jakarta: PT Indeks.

Sugiyono, 2001. Metode Penelitian, Bandung: CV Alfa Beta.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta: Bandung.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Afabeta

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT Alfabet

Susilana, R. (n.d.). Modul 6 populasi dan sampel. Modul 6 Populasi Dan Sampel.

Wicaksono, Y. (2008). Panduan Praktis Buka Usaha dengan Modal Laptop. Jakarta:Elex Media Komputindo


MARKETING PLAN PRODUK KERIPIK NANGKA

  MARKETING PLAN PRODUK KERIPIK NANGKA Latar Belakang Marketing Plan atau  Rencana Pemasaran adalah suatu bentuk dari proses manajemen yang ...