KARYA
TULIS ILMIAH
MINAT REMAJA TERHADAP BELANJA ONLINE
DI DESA WAJAK LOR KECAMATAN BOYOLANGU KABUPATEN TULUNGAGUNG
Dosen
Pengampu :
Ervina
Darmayanti, S.Pd, M.Pd
DISUSUN
OLEH :
SALMA
SABILLA
21542010
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM KADIRI KEDIRI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga laporan ini dapat tersusun hingga selesai. Laporan
penelitian ini
membahas tentang “ MINAT
REMAJA TERHADAP BELANJA ONLINE DI DESA WAJAK LOR KECAMATAN BOYOLANGU
KABUPATEN TULUNGAGUNG ”. Dan di harapkan dapat memberi pengetahuan dan menambah
wawasan bagi siapapun yang membaca laporan ini.
Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari peran serta berbagai pihak yang
telah memberikan saran baik materi maupun pikirannya. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih sedalam - dalamnya.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman
penulis, penulis yakin masih banyak kekurangan dalam laporan ini, Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
laporan ini.
Kediri, 15 Oktober 2021
Penulis
DAFTAR
ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Minat Beli
2.2 Belanja
2.3 Belanja Online
2.4 Aspek Minat Beli
2.5 Faktor – Faktor Minat
Beli
2.6 Cara Mengetahui Kualitas Produk
2.7 Kelebihan dan Kekurangan Belanja Online
BAB
III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2 Populasi dan Sampel
3.3 Jenis Sampel
3.4 Teknik Pengambilan Sampel
3.5 Jenis Penelitian
3.6 Teknik Pengumpulan Data
BAB
IV PEMBAHASAN
4.1 Belanja Online
4.2 Deskripsi Jawaban Responden
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Era globalisasi yaitu suatu era
dimana batas-batas geografi antar negara tidak lagi menjadi masalah dalam
proses komunikasi dan interaksi antar individu. Hal ini semakin nyata terjadi
apabila kita kaitkan dengan adanya internet. Globalisasi mempunyai pengaruh yang
sangat besar terhadap perubahan gaya hidup masyarakat. Kemajuan teknologi yang
semakin pesat adalah salah satu dampak dari globalisasi yang bisa menyebabkan
adanya perubahan - perubahan perilaku masyarakat. Internet adalah
kependekan dari interconnection-networking. Internet yaitu suatu sistem global dari
seluruh jaringan komputer yang dihubungkan dengan menggunakan standar Internet
Protocol Suite (TCP/IP) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia. Dengan adanya internet
ini tentu akan semakin memudahkan proses globalisasi di dunia. Melalui internet, kita banyak mengenal
berbagai hal, mulai
dari jejaring sosial, aplikasi, berita, video, foto, hingga berbelanja
melalui internet atau yang sering disebut dengan online shopping.
Berbelanja merupakan suatu aktivitas yang biasa dilakukan oleh setiap orang.
Bukan hanya perempuan, laki-laki pun juga melakukan
kegiatan belanja. Belanja bisa
dilakukan dimana saja, misalnya di pasar. Pasar dalam pengertian konkret yaitu tempat dimana penjual dan pembeli bertemu untuk melakukan jual beli. Pasar dibedakan
menjadi dua, yaitu pasar modern dan bukan pasar modern.
Perkembangan bisnis secara online di
Indonesia saat ini sangat pesat, salah
satunya dengan melakukan belanja secara online. Menurut (Arwieda, 2011)
menjamurnya belanja
online membuka peluang usaha di
dalam bidang produk fashion di internet yang banyak mengarah
pada remaja sebagai konsumennya.
Keunggulan bisnis belanja online selain mudah dalam melakukan promosi, juga sangat efisien
karena hanya membutuhkan biaya berlanggan internet untuk dapat menjalankan
bisnisnya. Disamping
keunggulan yang kita rasakan ada beberapa ketidaknyamanan yang kita rasakan
atau kelemahan dari online shop yang dirasakan seperti adanya jeda waktu
antara pembayaran dan pengiriman produk. Kedua rawan terjadi penipuan. Ketiga
kita tidak dapat mencoba barang yang kita pesan sebelum membelinya. Keempat,
kita tidak dapat memeriksa barang yang kita pesan sebelumnya, apakah terdapat
kerusakan atau tidak.
Belanja
online yaitu salah satu cara berbelanja melalui jejaring sosial atau alat
komunikasi elektronik yang digunakan dalam transaksi jual beli, dimana pembeli tidak
perlu susah payah datang menuju ke toko untuk membeli dan melihat apa yang mereka
cari, hanya tinggal melihat barang yang diinginkan melalui internet kemudian
memesan barang sesuai pilihan dan mentransfer uangnya dan kemudian
barang tersebut akan dikirim oleh toko online tersebut kerumah (Nusarika dan
Purnami, 2015). Di awal tahun 2012 trend online shop tampaknya semakin
meningkat, mungkin
karena lebih nyaman dan lebih
praktis. Karena barang yang dibeli akan dikirim melalui jasa
pengiriman barang setelah kita melakukan pembayaran di belanja online atas barang yang
kita pesan melalui situs web yang telah disediakan para pedagang belanja online tersebut.
Berdasarkan latar
belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ MINAT
REMAJA TERHADAP BELANJA ONLINE DI DESA WAJAK LOR
KECAMATAN BOYOLANGU KABUPATEN TULUNGAGUNG “. Penelitian ini diharapkan
dapat menjadikan referensi tambahan
dan untuk memperkaya pengetahuan pembaca akan teori – teori dari perilaku konsumen yang berhubungan dengan pengalaman belanja online, niat membeli kembali kepada konsumen, dan diharapkan dapat
memberikan
manfaat bagi konsumen dan
pelaku bisnis.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
pendapat remaja tentang belanja online di Desa Wajak Lor,
Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung ?
2. Bagaimana
cara memastikan kualitas suatu produk di belanja online menurut remaja di Desa Wajak Lor,
Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung ?
3. Apa
dampak belanja online menurut remaja di Desa Wajak Lor,
Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk
mengetahui pendapat remaja tentang belanja online di Desa Wajak Lor,
Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung
2. Untuk
mengetahui cara memastikan kualitas suatu produk dibelanja online menurut
remaja di Desa Wajak Lor, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten
Tulungagung
3. Untuk
mengetahui dampak belanja online menurut remaja di Desa Wajak Lor,
Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung
1.4 Manfaat
Penelitian
1. Manfaat
Praktis
Penelitian ini diharapkan
dapat berguna bagi online shop yang merupakan sebuah peluang bisnis yang
menjanjikan apabila dilihat dari peningkatan jumlah pengguna internet dan minat
seseorang
yang berbelanja karena bisa lebih praktis melalui media internet.
2. Manfaat Teroritis
Hasil penelitian
ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi
dan menambah wawasan
untuk penelitian selanjutnya terutama berkaitan tentang bisnis
online shop.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Minat Beli
Minat beli berdasarkan (Kotler, 2005) merupakan sesuatu yang muncul sehabis mendapatkan rangsangan dari
produk yang dilihatnya, darisana muncul ketertarikan untuk membeli agar dapat memilikinya.
Minat beli konsumen akan muncul dengan sendirinya jika konsumen sudah
memberikan respon yang positif atau
merasa tertarik terhadap apa yang
ditawarkan oleh si penjual.
Minat beli artinya sebuah perencanaan oleh konsumen untuk memenuhi kebutuhannya,
termasuk seberapa banyak barang yang diperlukan konsumen dalam melakukan tindakan untuk memenuhi kebutuhan
konsumen (Ferdinand, 2006).
Minat beli adalah kecenderungan
konsumen buat membeli suatu merek barang atau mengambil tindakan yang
berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian
(Assael, 2001).
Sehingga
bisa disimpulkan bahwa minat beli
konsumen merupakan kecenderungan konsumen untuk melakukan
pemilihan barang melalui
aplikasi belanja online atau melalui internet supaya dapat memutuskan untuk membeli suatu produk yang diukur dengan
tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian di online shop.
2.2 Belanja
(Huddleston and Minahan,
2011) mengartikan
aktifitas berbelanja sebagai aktifitas yang melibatkan
pertimbangan pembelian suatu jasa maupun produk, mencari toko yang menyediakan jasa
ataupun produk yang terbaik, pencarian
jasa ataupun produk
yang diinginkan di dalam toko tersebut, serta menentukan keputusan
untuk melakukan pembelian.
Berbelanja merupakan suatu kegiatan yang biasa dilakukan oleh setiap orang. Bukan hanya
perempuan, laki-laki pun juga melakukan kegiatan
belanja. Belanja bisa dilakukan dimana saja, contohnya di pasar. Pasar dalam pengertian konkret adalah
tempat dimana penjual dan pembeli bertemu untuk melakukan jual beli. Pasar dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu pasar modern dan bukan pasar
modern. Pasar modern terdiri dari supermarket, hypermarket, swalayan, minimarket dan departement store, sedangkan yang termasuk bukan
pasar modern yaitu pasar tradisional, pedagang keliling,
toko dan lainnya.
Berbelanja
merupakan aktivitas yang dilakukan
manusia untuk membeli atau memenuhi kebutuhan hidupnya. Bagi
perempuan, aktivitas
belanja yang paling disukai yaitu
kegiatan berbelanja produk fashion. Produk fashion ini
dapat berupa baju, atasan, terusan, celana, tas, rok, aksesories, sepatu, dan lainnya. Dibandingkan dengan laki-laki, perempuan cenderung lebih memperhatikan penampilan diri mereka.
Dengan berpenampilan yang menarik dan bagus, mereka menjadi lebih percaya diri dalam bersosialisasi
dan menjalankan rutinitas mereka. Menurut studi mengenai konsumen baru-baru
ini, terdapat perbedaan besar antara pria dan wanita dari sudut tanggapan mereka
terhadap berbelanja dimana jika sebagian laki-laki
tidak menyukai berbelanja, kebanyakan perempuan
menyatakan menyukai pengalaman berbelanja, dan walaupun
sebagian besar perempuan merasakan berbelanja menyenangkan dan menggembirakan,
sebagian besar laki-laki tidak mempunyai respon yang sama (Schiffman dan Kanuk,
2008: 494).
2.3 Belanja Online
Belanja online adalah salah satu cara
berbelanja melalui jejaring sosial atau alat komunikasi elektronik yang digunakan
dalam transaksi jual beli, dimana
pembeli tidak perlu susah payah datang menuju ke toko untuk membeli dan melihat
apa yang mereka cari, hanya tinggal melihat barang yang diinginkan melalui
internet kemudian memesan barang sesuai pilihan dan mentransfer uangnya dan
kemudian barang tersebut akan dikirim oleh toko online tersebut kerumah (Nusarika & Purnami, 2015).
Online shop adalah sarana atau toko untuk menawarkan jasa dan barang lewat
internet sehingga pengunjung online shop dapat melihat barang-barang di toko
online (Loekamto, 2012).
Online shop
adalah toko untuk menawarkan jasa dan barang lewat internet sehingga pengunjung
online shop dapat melihat barang-barang di toko belanja online. Konsumen bisa
melihat barang-barang berupa foto-foto atau gambar atau bahkan juga video. Online
shop atau toko online bisa dikatakan sebagai tempat berjualan yang sebagian
besar kegiatannya berlangsung secara online di internet (Juju & Studio,
2010).
Belanja online (online shopping)
merupakan proses dimana konsumen secara langsung membeli jasa, barang-barang,
dan lain-lain dari seorang penjual secara real-time dan interaktif tanpa suatu
media perantara melalui Internet (Mujiyana & Elissa, 2013).
Online shop atau belanja online via internet, merupakan
suatu proses pembelian jasa atau barang dari mereka yang menjual barang melalui
internet, atau layanan jual-beli secara online tanpa harus bertatap muka dengan
penjual atau pihak pembeli secara langsung (Sari, 2015). Jadi,
belanja online merupakan proses jual-beli jasa, barang, dan lain-lain yang
dilakukan secara online tanpa harus bertemu dahulu antara pembeli dan penjual.
E-commerce
adalah salah satu set dinamis teknologi aplikasi dan proses bisnis yang
menghubungkan konsumen, perusahaan, dan komunitas tertentu melalui transaksi
elektronik dan perdagangan barang, informasi, dan jasa yang dilakukan secara
elektronik.
Secara garis besar, untuk saat ini e-commerce
diterapkan melaksanakan kegiatan ekonomi business-to-business,
business-to-consumer dan consumer-to-consumer. Berikut penjelasannya :
a. Business-to-business
Yaitu sistem
komunikasi bisnis online antar pelaku bisnis atau dengan kata lain transaksi
secara elektronik antar perusahaan (dalam hal ini pelaku bisnis) dan dalam
volume atau kapasitas produk yang besar.
b. Business-to-consumer
Bentuk bisnis yang
bisa menghubungkan perusahaan dengan para pelanggan lewat media internet,
menyediakan instrumen penjualan jasa-jasa, produk-produk dan mengatur hubungan
dan komunikasi dengan para pelanggan.
c. Consumer-to-consumer
Yaitu transaksi bisnis
secara elektronik yang dilakukan antar konsumen untuk dapat memenuhi suatu
kebutuhan tertentu dan pada saat tertentu pula. Segmentasi consumer-to-consumer
sifatnya lebih khusus karena transaksi dilakukan ke konsumen yang memerlukan
transaksi.
2.4 Aspek Minat Beli
Menurut (Ferdinand, 2006) minat beli
dapat diidentifikasi melalui aspek-aspek sebagai berikut :
a. Minat transaksional
adalah kecenderungan seseorang untuk membeli suatu produk.
b. Minat referensial adalah kecenderungan seseorang
untuk merekomendasikan suatu produk kepada orang lain.
c. Minat preferensial adalah minat
yang menggambarkan suatu perilaku seseorang yang memiliki pengutamaan pada
produk tersebut. Pengutamaan ini hanya dapat diganti jika terjadi
sesuatu dengan produk preferensinya.
d. Minat eksploratif, minat
ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat
positif dari produk tersebut
dan mencari informasi mengenai suatu produk yang diminatinya.
(Kinnear dan Taylor, 2003) berkesimpulan
bahwa aspek-aspek dalam minat beli
yaitu sebagai berikut :
a. Ketertarikan (interest)
yang menunjukkan adanya perasaan senang dan pemusatan perhatian.
b. Keinginan (desire) yaitu ditunjukkan
dengan adanya dorongan untuk ingin memiliki.
c. Keyakinan (conviction)
ditunjukkan dengan adanya daya guna, perasaan percaya diri individu terhadap
kualitas, dan keuntungan dari produk yang akan dibeli.
Berdasarkan pemaparan pemikiran
diatas, aspek minat beli menurut (Ferdinand,
2006) dan (Kinnear dan Taylor, 2003) : minat referensional, minat transaksional,
minat preferensial, ketertarikan, minat eksploratif, keinginan, keyakinan. Peneliti
memilih aspek dari (Ferdinand, 2006) dikarenakan aspek-aspek dari Ferdinand dapat
dijadikan sebagai dasar alat ukur dalam mengukur kecenderungan minat beli
barang secara online oleh konsumen di aplikasi belanja online.
2.5 Faktor-faktor Minat
Beli
Menurut
(Kotler & Keller, 2012) minat beli merupakan perilaku pelanggan yang timbul sebagai respon
terhadap objek yang menunjukkan keinginan pelanggan untuk melakukan
suatu pembelian.
a. Faktor
budaya
Faktor-faktor
budaya memberikan pengaruh yang paling dalam ditingkah laku konsumen. Penjual
harus mengetahui suatu peranan yang dimainkan oleh budaya, kelas sosial
pembeli, dan sub-budaya, dimana :
1) Budaya
Faktor budaya adalah
salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen.
2) Sub
Budaya
Sub budaya adalah bagian
dari budaya yang meliputi : agama, ras, kewarganegaraan, dan daerah geografis.
3) Kelas
Sosial
Setiap kelompok
masyarakat tentu saja memiliki pengelompokan bila dilihat berdasarkan kelas
sosialnya. Kelas sosial digolongkan berdasarkan pendidikan, pekerjaan, pendapatan
atau pemasukan dan faktor-faktor lain yang bisa dihubungkan.
b. Faktor
Sosial
Tingkah laku
konsumen juga di pengaruhi oleh faktor-faktor sosial, yaitu :
1) Keluarga
Lingkungan di
dalam keluarga dapat mempengaruhi sikap seseorang. Setiap anggota dikeluarga
memilki pengaruh dalam tindakan pembelian.
2) Kelompok
acuan
Kelompok acuan
memberikan rekomendasi kepada seseorang mengenai gaya hidup baru dan perilaku, mempengaruhi
sikap dan konsep diri konsumen
3) Peran
dan status
Peran dan status
mempengaruhi perilaku konsumen terhadap suatu pembelian demi menjaga gengsi dan
menunjukkan keberadaan konsumen di dalam lingkungan masyarakat.
c. Faktor Pribadi
1) Umur dan tahap siklus hidup
Seiring dengan berjalannya waktu tentu saja membawa
perubahan terhadap perilaku konsumen
terhadap banyak hal, termasuk produk yang akan dikonsumsi dan
dibeli.
2) Pekerjaan
Untuk kalangan pekerja tentu perilaku yang ada dipengaruhi
oleh jenis
pekerjaan konsumen termasuk keputusan untuk menggunakan dan membeli sebuah produk.
3) Situasi Ekonomi
Keadaan ekonomi seseorang tentu sangat mempengaruhi
perilaku pembelian. Besar kecilnya
pendapatan juga menjadi pertimbangan dalam melakukan pembelian.
4) Gaya Hidup
Gaya hidup menggambarkan suatu yang lebih dari kepribadian
seseorang atau kelas sosial. Gaya hidup menunjukkan seluruh pola kegiatan dan interaksi seseorang di dunia.
5) Kepribadian dan Konsep Diri
Kepribadian biasanya didefinisikan berdasarkan
sifat-sifat seperti kepercayaan
diri, sosialitas, dominasi, otonomi, sifat pertahanan.
2.6 Cara Mengetahui Kualitas Produk
Cara mengetahui kualitas suatu produk,
yaitu :
1.
Reliabilitas
Adalah
probabilitas terjadinya kerusakan atau kegagalan produk dalam periode waktu
tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadi kerusakan maka semakin andal produk
yang bersangkutan.
2.
Daya tahan (durability)
Adalah
jumlah pemakaian suatu produk sebelum produk bersangkutan harus diganti.
Semakin besar frekuensi pemakaian normal yang dimungkinkan, semakin besar pula
daya tahan produk.
3.
Estetika
Adalah
menyangkut penampilan produk yang dapat dinilai dengan panca indera (aroma,
rasa, suara, dan seterusnya)
4.
Persepsi
terhadap kualitas
Adalah
kualitas yang dinilai berdasarkan reputasi penjual.
5.
Melihat
testimoni dari konsumen lain
Dengan cara
melihat komentar ditoko belanja online penjual
2.7 Kelebihan dan Kekurangan Belanja
Online
Kelebihan toko online dibandingkan
toko konvensional yaitu (Wicaksono, 2008) dalam (Sari, 2015) :
1)
Modal untuk
membuka suatu toko online relative kecil
2)
Tingginya
biaya operasional sebuah toko konvensional
3)
Toko online
buka 24 jam dan dapat diakses dimana saja
4)
Konsumen
dapat mencari dan melihat katalog produk dengan lebih cepat.
5)
Konsumen dapat
mengakses beberapa toko online dalam waktu bersamaan.
Namun, tidak semuanya berbelanja
secara online dapat selalu menguntungkan. Pasti ada sesuatu yang kurang. Meskipun
keberhasilan dalam pembelian melalui toko belanja online cukup mengagumkan, masih
ada beberapa kekurangan, yaitu:
1. Tidak
bisa coba / tes barang terlebih dahulu
2. Barang
yang dibeli biasanya tidak sesuai harapan
3. Ada
ongkir (ongkos kirim)
4. Ada
kemungkinan terkena penipuan
5. Cenderung
membeli barang yang tidak diperlukan ( konsumtif )
BAB
III
METODOLOGI
3.1
Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Wajak Lor, Kecamatan
Boyolangu, Kabupaten Tulungagung secara langsung atau wawancara
2.
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 11 Oktober 2021
sampai 10 Desember 2021.
Nama
Kegiatan
|
Oktober
|
September
|
November
|
Desember
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
Menulis
judul
|
v
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Menulis bab
I
|
|
v
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Menulis bab
II
|
|
|
v
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pengambilan
data
|
|
|
|
v
|
v
|
|
|
|
|
|
|
|
Menulis bab
III
|
|
|
|
|
|
|
|
v
|
|
|
|
|
Menulis bab
IV
|
|
|
|
|
|
|
|
|
v
|
|
|
|
Menulis bab
V
Kesimpulan
Saran
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
v
|
|
|
3.2
Populasi dan Sampel
1.
Populasi dalam penelitian merupakan
wilayah yang ingin diteliti oleh peneliti. Menurut Sugiyono (2011) “Populasi merupakan
wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek/objek yang mempunyai
karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja
di Desa Wajak Lor, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung.
2.
Sampel merupakan bagian dari populasi
yang ingin diteliti oleh peneliti. Menurut Sugiyono (2011) “Sampel merupakan bagian dari
karakteristik dan jumlah yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sehingga sampel adalah
bagian dari populasi yang ada, sehingga untuk pengambilan sampel harus
menggunakan cara tertentu yang didasarkan oleh pertimbangan - pertimbangan yang
ada. Dari pengertian diatas agar memudahkan penelitian, penulis menetapkan sifat-sifat
dan katakteristik yang digunakan dalam penelitian ini. Dalam hal ini sampel
penelitian yaitu, remaja di Desa Wajak Lor, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung.
3.3 Jenis Sampel
Terdapat berbagai
jenis teknik sampling yang digunakan. Secara skematis, teknik sampling dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1.
Probability
Sampling
Sugiyono (2001: 57) dalam (Susilana, n.d.) mengatakan bahwa probability sampling yaitu teknik sampling
yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel. Teknik sampel ini meliputi :
a.
Simple Random
Sampling
Menurut
Sugiyono (2001: 57) yaitu simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi itu.
b.
Proportionate
Stratified Random Sampling
Margono
(2004: 126) mengatakan bahwa stratified random sampling biasa digunakan pada
populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau berlapis-lapis.
c.
Disproportionate
Stratified Random Sampling
Sugiyono
(2001: 59) mengatakan bahwa teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel
bila populasinya berstrata tetapi kurang proporsional
d.
Cluste Sampling
(Area Sampling)
Teknik
ini disebut cluster random sampling. Menurut Margono (2004: 127), teknik ini bisa
digunakan bilamana populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan
terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster.
2. Nonprobability
Sampling
Menurut Sugiyono
(2001: 60) nonprobability sampling merupakan teknik yang tidak memberi
peluang/kesempatan yang sama bagi setiap anggota atau unsur populasi untuk
dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi :
a.
Sampling
Sistematis
Sugiyono
(2001: 60) mengatakan sampling sistematis merupakan teknik penentuan sampel
berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
b.
Sampling Kuota
Menurut
Sugiyono (2001: 60) sampling kuota merupakan teknik untuk menentukan sampel
dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu dan sampai jumlah (kuota) yang
diinginkan.
c.
Sampling
Aksidental
Sampling
aksidental yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa
saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber
data (Sugiyono, 2001: 60).
d.
Sampling Purposive
Sugiyono
(2001: 61) mengatakan bahwa sampling purposive merupakan teknik penentuan
sampel dengan berbagai pertimbangan tertentu.
e.
Sampling Jenuh
Berdasarkan
Sugiyono (2001: 61) sampling jenuh merupakan teknik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel.
f.
Snowball Sampling
Snowball
sampling merupakan teknik penentuan sampel yang mulanya memiliki jumlah yang
kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan
sampel (Sugiyono, 2001: 61).
3.4 Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini menggunakan nonprobability
sampling dengan teknik yang digunakan purposive sampling. Purposive sampling merupakan teknik pengambilan
sampel dengan menentukan kriteria-kriteria tertentu (Sugiyono, 2008) dalam (Mukhsin et al., 2017)
Purposive Sample merupakan sampel yang dilakukan dengan cara mengambil subyek
bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan-tujuan
tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, contohnya
alasan keterbatasan waktu, dana dan tenaga sehingga tidak dapat mengambil
sampel yang besar dan jauh (Prof.Dr. Suharsimi Arikunto. 117 ; 2002) dalam (Heridiansyah, 2012). Kriteria dari sampel penelitian ini adalah remaja di Desa Wajak Lor,
Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung.
3.5 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk jenis
penelitian deskripsi kualitatif. Menurut Sugiono, (2016: 15) dalam (Chan et al., 2019) Metode
penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat postpisitivisme, digunakan untuk melakukan penelitian pada kondisi
objek yang alamiah, dimana penelitian adalah sebagai intrumen kunci,
pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik
pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
dari pada generalisasai”.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Sugiyono (2011) menjelaskan bahwa
teknik pengumpulan data adalah langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena
tujuan utama dari penelitian yaitu mendapatkan data. Teknik pengumpulan data
yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
A. Wawancara
Menurut Sugiyono (2016) wawancara
bisa digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan
studi pendahuluan untuk menentukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila
peneliti ingin mengetahui hal – hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit / kecil. Wawancara dilakukan kepada remaja di Desa Wajak
Lor, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung.
B. Observasi
Menurut Sugiyono (2016) Observasi
adalah teknik pengumpulan data yang mempunyai
ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain. Observasi dilakukan
dengan melihat langsung di lapangan yang digunakan untuk menentukan factor layak
yang didukung melalui wawancara survey analisis.
C. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2016) Dokumentasi
adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan,
gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang digunakan
merupakan data pendukung terhadap hasil pengamatan dan wawancara berkaitan
dengan bentuk pesan verbal dan non verbal dan juga hambatan-hambatan yang
ditemui oleh peneliti.
BAB
IV
PEMBAHASAN
4.1 Belanja Online
Online shop atau
belanja online via internet, merupakan suatu proses pembelian
jasa atau barang dari mereka
yang menjual melalui internet, atau layanan jual-beli secara online tanpa harus
bertatap muka dengan penjual atau pihak pembeli secara langsung (Sari, 2015).
Belanja online adalah
salah satu cara berbelanja melalui
jejaring sosial atau alat komunikasi
elektronik yang digunakan dalam transaksi jual beli, dimana pembeli tidak perlu
susah payah datang ke toko untuk melihat dan membeli apa yang mereka cari,
hanya tinggal melihat barang yang diinginkan melalui internet kemudian memesan
barang sesuai pilihan dan mentransfer uangnya dan kemudian barang tersebut akan
dikirim oleh toko online tersebut kerumah (Nusarika dan Purnami, 2015).
4.2 Deskripsi Jawaban
Responden
Hasil simpulan dari pengolahan data
penelitian mengenai minat remaja terhadap belanja online di Desa Wajak Lor,
Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, selanjutnya dideskripsikan sebagai
berikut :
Berdasarkan pertanyaan nomor satu, remaja
di Desa Wajak Lor, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung yang saya
wawancarai semua mengetahui tentang adanya belanja online. Rosyi remaja di Desa
Wajak Lor yang berusia 19 tahun mulai mengetahui tentang belanja online dari
tahun 2017. Sinta mulai mengetahui tentang belanja online dari SMP kira – kira
pada tahun 2016 / 2017. Bela remaja di Desa Wajak Lor yang berusia 19 tahun
mulai mengetahui tentang belanja online dari SMA. Sedangkan Elvia remaja di
Desa Wajak Lor yang berusia 17 tahun mulai mengetahui belanja online pada tahun
2019. Dan Risma remaja di Desa Wajak Lor yang berusia 19 tahun mulai mengetahui
belanja online
Menurut Rosyi remaja di Desa Wajak Lor
yang berusia 19 tahun, belanja online merupakan fenomena belanja online yang
memberikan banyak dampak positif, mulai dari semakin mudahnya menjual barang,
menggerakkan roda perekonomian suatu daerah, sampai – sampai mempermudah
pengusaha kecil untuk menjual barangnya didunia maya. Menurut Sinta remaja di
Desa Wajak Lor yang berusia 19 tahun, belanja online merupakan kegiatan yang
akan mempermudah beberapa orang untuk berbelanja tanpa harus keluar rumah,
tetapi dibalik itu ada dampak negatifnya yakni biasanya barang yang dibeli
secara online tidak sama seperti yang ada di gambar. Menurut Elvia remaja di
Desa Wajak Lor yang berusia 17 tahun, belanja online merupakan berbelanja tanpa
harus keluar rumah akan membuat lebih efektif, dan yang terpenting tetap hati –
hati karena banyaknya berita – berita yang terjadi tentang penipuan saat
melakukan belanja online. Menurut Bela remaja di Desa Wajak Lor yang berusia 19
tahun, belanja online adalah belanja melalui media online, tanpa melakukan
kontak fisik dengan penjual, pembayaran melalui transfer maupun cod. Menurut
Risma remaja di Desa Wajak Lor yang berusia 19 tahun, belanja online merupakan kegiatan
pembelian barang dan jasa melalui media internet.
Grafik
Minat Terhadap Belanja Online
Belanja online berdasarkan dari seluruh responden
remaja di Desa Wajak Lor menunjukkan data bahwa diantarannya ada yang merasa
sangat menyukai belanja online, ada yang menyukai belanja online, dan ada yang
kurang suka terhadap belanja online.
Menurut Rosyi remaja di Desa Wajak Lor
yang berusia 19 tahun, mengatakan alasannya sangat menyukai belanja online
adalah karena lebih praktis dalam berbelanja. Menurut Sinta remaja yang berusia
19 tahun, mengatakan alasannya menyukai belanja online adalah karena kadang
barang tidak sesuai. Menurut Elvia remaja yang berusia 17 tahun, mengatakan
alasannya kurang menyukai belanja online adalah bukan karena tidak suka tetapi
kurang suka. Hal tersebut dikarenakan kadang tidak sesuai dengan ekspetasi
barangnya. Menurut Bela remaja yang berusia 19 tahun, mengatakan alasannya menyukai
belanja online karena tidak perlu datang ke toko untuk mendapatkan barang yang
dia inginkan. Menurut Risma remaja yang berusia 19 tahun, mengatakan alasannya
menyukai belanja online adalah karena lebih praktis dan lebih bisa memilih
variasi produk dari toko belanja online A atau toko belanja online B.
Berbagai macam jawaban dari seorang
responden tentang pembelian di online shop dalam satu bulan. Ada yang
melakukan pembelian suatu produk di aplikasi belanja online 2 kali dalam satu
bulan, 1 kali dalam satu bulan, 4 atau 5 kali dalam satu bulan. Macam – macam
aplikasi belanja online yang diketahui oleh para responden yaitu Shopee,
Tokopedia, Lazada, Blibli, Bukalapak, Akulaku. Barang yang sering dibeli oleh
responden di aplikasi belanja online yaitu alat make up, snack, totebag,
casing hp, jam tangan, baju atau pakaian, loose leaf, sabun muka, dan
alat tulis.
Ada berbagai cara untuk memastikan
kualitas suatu produk di belanja online, adalah dengan cara melihat informasi
detail dari sebuah produk, melihat dari ranting, melihat berapa produk yang
telah dijual oleh toko tersebut, melihat testimoni dari konsumen, komentar
pembeli, dan live toko online shop.
Dampak dari belanja online menurut Elvia
remaja di Desa Wajak Lor yang berusia 17 tahun mengatakan dampak positifnya
bisa lebih efisien, dampak negatifnya barang kadang tidak sesuai ekspetasi. Menurut
Rosyi remaja di Desa Wajak Lor yang berusia 19 tahun mengatakan dampak belanja
online yaitu dampak positifnya menghemat tenaga dan waktu, dampak negatifnya
barang tidak sesuai dengan harga. Menurut Risma remaja di Desa Wajak Lor yang
berusia 19 tahun mengatakan dampak belanja online yaitu mempunyai dampak
negatif yang menyebabkan kecenderungan tetapi disisi lain juga mempunyai dampak
positif yaitu lebih mempermudahkan pembeli dalam mencari kebutuhan yang
diperlukan. Menurut Bela remaja di Desa Wajak Lor yang berusia 19 tahun,
mengatakan dampak belanja online yaitu dapat menghemat waktu karena tidak perlu
datang ke toko, banyak diskon yang tersedia lebih dari beli barang di toko,
tetapi belanja online juga memiliki dampak negatif yaitu harus membayar ongkir,
terkadang barang tidak sesuai dengan foto yang telah dicantumkan penjual. Menurut
Sinta remaja di Desa Wajak Lor yang berusia 19 tahun mengatakan dampak belanja
online yaitu kadang barang tidak sesuai dan pengiriman lama.
BAB
V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada
remaja di Desa Wajak Lor, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung mengenai
minat terhadap belanja online dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Semua responden pada penelitian ini adalah
remaja.
2. Semua responden pada penelitian ini menyatakan
pernah
melakukan belanja online.
3. Menurut responden belanja online bisa
membuat berbelanja jadi lebih efisien, tetapi tidak dipungkiri juga belanja
online mempunyai dampak negatif.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian diatas, peneliti
memberikan saran sebagai berikut :
Dari metode
penelitian :
-
Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dapat
dijadikan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya dalam hal minat remaja
terhadap belanja online. Peneliti berharap kepada peneliti selanjutnya dapat melakukan
penelitian yang memiliki ruang lingkup lebih luas dan berkembang dari penelitian
kali ini.
Dari hasil
penelitian :
- Bagi pembaca, hasil penelitian ini
diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan terkait dengan minat remaja terhadap
belanja online di Desa Wajak Lor, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung
serta factor-faktor yang mempengaruhinya.
- Bagi produsen atau penjual bisa sebagai
acuan dalam pengambilan kebijakan di masa yang akan datang dalam upaya
meningkatkan minat remaja terhadap belanja online.
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur
Penelitian´. Jakarta : Rineka Cipta.
Arwiedya, M. R. (2011) ‘Analisis Pengaruh
Harga, Jenis Media Promosi, Resiko Kinerja, dan Keragaman Produk terhadap
Keputusan Pembelian Via Internet pada Toko Online’, Program Sarjana Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro.
Assael, H. 2001. Customer Behavior and
Marketing Action 6 th edition. New
York: NYU Thomson Learning.
Augusty Ferdinand. 2006. Metode
Penelitian Manajemen :Pedoman Penelitian Untuk Penulisan Skripsi, Tesis, dan
Disertasi Ilmu Manajemen. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Chan, F., Kurniawan, A. R., Kalila, S., Amalia, F.,
Apriliani, D., Herdana, S. V., Jambi, F. U., Fkip, P., & Jambi, U. (2019). Agung
Rimba Kurniawan 2 ,. 4(2), 0–5.
Heridiansyah, J. (2012). Pengaruh Advertising Terhadap
Pembentukan Brand Awareness Serta Dampaknya Pada Keputusan Pembelian Produk
Kecap Pedas ABC (Studi Kasus Pada Konsumen Pengguna Kecap Pedas ABC di Kota
Semarang). Jurnal STIE Semarang, 4(2), 53–73.
Huddleston and Minahan. (2011). Consumer Behavior Women
and Shopping.
Juju, D., & Studio, M. (2010). Cara Mudah Buka Toko Online
dengan Wordpress + Wp E-commerce. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Kinnear, T.C. and J. R. Taylor. 2003. Riset Pemasaran.
(Terjemahan oleh Thamrin). Edisi Tiga, Erlangga : Jakarta.
Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. PT. Indeks
Kelompok Gramedia: Jakarta.
Kotler & Keller (2012) Marketing Management, Essentials
of Management for Healthcare Professionals. doi: 10.4324/9781315099200-17.
Loekamto, A. (2012). Implementasi Technology Acceptance Model
(TAM) Dalam Online Shopping. Kajian Ilmiah Mahasiswa Manajemen Vol 1 No 3.
Margono, 2004, Metodologi Penelitian Pendidika, Jakarta:
Rineka Cipta.
Mujiyana & Elissa. (2013). Keputusan Pembelian Via
Internet Pada Toko Online. Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas
Gunadarma, VIII(3), 143–152.
Mukhsin, R., Mappigau, P., & Tenriawaru, A. N. (2017).
Pengaruh Orientasi Kewirausahaan Terhadap Daya Tahan Hidup Usaha Mikro Kecil
dan Menengah Pengolahan Hasil Perikanan di Kota Makassar. Jurnal Analisis,
6(2), 188–193.
http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/ef79bd330d16ba9fda32510e0a581953.pdf
Nusarika, L., & Purnami, N. (2015). Pengaruh Persepsi
Harga, Kepercayaan, Dan Orientasi Belanja Terhadap Niat Beli Secara Online
(Studi Pada Produk Fashion Online Di Kota Denpasar). E-Jurnal Manajemen
Universitas Udayana, 4(8), 254393.
Sari, C. A. (2015). Perilaku Berbelanja Online Di Kalangan
Mahasiswi Antropologi Universitas Airlangga. Jurnal Antro Unair, 4(2),
205–216.
Schiffman, L. G., & Kanuk, L. L. (2008). Perilaku
Konsumen (7th ed.). Jakarta: PT Indeks.
Sugiyono, 2001. Metode Penelitian, Bandung: CV Alfa Beta.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta:
Bandung.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Afabeta
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D. Bandung: PT Alfabet
Susilana, R. (n.d.). Modul 6 populasi dan sampel. Modul 6
Populasi Dan Sampel.
Wicaksono, Y. (2008). Panduan Praktis Buka Usaha dengan Modal
Laptop. Jakarta:Elex Media Komputindo