Minggu, 02 Maret 2025

PRODUK TEMPE | SISTEM PERAKITAN MANUAL PADA PRODUK TEMPE

 

MAKALAH

 

SISTEM PERAKITAN MANUAL PADA PRODUK TEMPE

 

 




DI SUSUN OLEH :

SALMA SABILLA


 

 

        PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR 

                           DINAS PENDIDIKAN

         SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 TULUNGAGUNG 

                   Jln. Raya Boyolangu Km. 5 Telp.(0355) 325853Fax. 325853 Tulungagung

            Email : smknegeri1tulungagung@gmail.com

                                                            TULUNGAGUNG                  Kode Pos : 66217

                                                                                        2020

 

KATA PENGANTAR

Puji syukur  kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Makalah ini membahas tentang “SISTEM PERAKITAN MANUAL PADA PRODUK TEMPE”. Dan di harapkan dapat memberi pengetahuan dan menambah wawasan bagi siapapun yang membaca makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari peran serta berbagai pihak yang telah memberikan saran baik materi maupun pikirannya. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih sedalam - dalamnya.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, Penulis yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

    Tulungagung, 22 juli 2020.

 

 

Penyusun

 

DAFTAR ISI

 

COVER

KATA PENGANTAR                                       

 

 

 

 


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN




 


                1.1Latar Belakang  

 

 

 

 


1.2Rumusan Masalah




 


                1.3Tujuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA




 


            2.1 Pengolahan  

 

 

 

 


                2.2 Kedelai




 


               2.3 Tempe                                       

 

 

 

 


2.4 Jenis – Jenis Tempe

 

 

 

 


2.5Manfaat dan Kandungan Tempe

BAB III PEMBAHASAN


 


            3.1 Proses Pembuatan Tempe

BAB IV PENUTUP  


 


                4.1Kesimpulan


 


              4.2 Saran                                                                               

 

 


DAFTAR PUSTAKA                                     

 

 


 

                   BAB I

          PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tempe merupakan salah satu makanan yang sering di konsumsi oleh masyarakat. Dulunya tempe merupakan makanan yang hanya khusus disajikan untuk keluarga para raja di Indonesia pada Abad ke-18. Fakta tentang hal ini didokumentasikan dalam salah satu kitab Jawa Kuno yaitu Serat Centhini.Tempe merupakan salah satu produk olahan berbasis bioteknologi.Bioteknologi merupakan bidang ilmu yang vital dan berhubungan dengan tekhnologi pertanian. Metode ini sebenarnya telah di lakukan sejak jaman dahulu, tetapi hal ini belum disadari  oleh masyarakat umum.Istilah tempe sendiri dipercaya berasal dari kata tumpi dalam bahasa Jawa Kuno yang berarti mekanan berwarna putih dan dibuat dari tepung sagu. Serat Centhini yang dibuat oleh juru tulis Keraton Surakarta, R Ng Ronggo Sutrasno pada 1814, menyebutkan bahwa Cebolang pernah menyantap hidangan tempe saat mengunjungi Pangeran Bayat.

Pada masa kini, pembuatan tempe sudah mulai punahdan mulai bermunculan makanan-makanan yang lebih modern sesuai perkembangan zaman. Hal ini memang tidak diingkari lagi, kenyataannya pun dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Gambaran tersebut disebabkan karena produsen mengeluh atas bahan baku yang amat mahal sehingga prosuden beralih ke pekerjaan yang lainnya.Padahal pada kenyataannya proses pembuatan tempe tidak terlalu rumit atau susah dilakukandan kenyataannya makanan tradisonal tempe sangat bermanfaat dan bergizi untuk ketahananotak dan tubuh manusia. Seiring mengikuti zaman,proses pembuatan tempe telah menggunakan alat mesin,padahal dalam hal tersebut proses pembuatan tempe lebih baik menggunakan proses tradisional.

Proses pembuatan tempe diperkirakan merupakan teknologi pangan tertua yang ada pada masyarakat Jawa, Indonesia. Dalam Serat Centhini (sebuah manuskrip bersejarah yang dipublikasikan pada abad ke-16) ditemukan kata “tempe” sebagai hidangan jae santen tempe (makanan tempe dengan santan) dan kadhele tempe srundengan, hal tersebut menunjukkan bahwa makanan tradisional ini sudah dikenal sejak dahulu dalam tatanan budaya makan masyarakat Jawa, khususnya Yogyakarta dan Surakarta.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah yang diambil dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

1.      Bagaimana Cara Pembuatan Tempe?

2.      Apa Saja Khasiat Dan Kandungan Gizi?

3.      Apa pengaruh jamur Rhizopus oryzae pada pembuatan tempe?

1.3 Tujuan

Karya ilmiah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata pelajaran Produk Kreatif Dan Kewirausahaan, serta dengan tujuan agar para pembaca mengetahui manfaat dalam kehidupan sehari - hari yang mencakup berbagai aspek dalam pembuatan tempe. Proses pembuatan tempe cukup mudah dan praktis sehingga dapat dilakukan secara manual dirumah.

 

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengolahan

 Menurut Hari Minantyo (2011:145), Mengolah adalah suatu proses menangani bahan makanan dari mentah (dasar) menjadi bahan makanan siap saji yang dalam prosesnya bisa terjadi penerapan suhu maupun tidak yang bertujuan untuk membuat bahan makanan lebih mudah dicerna dalam tubuh kita, membuat makanan aman untuk dimakan, meningkatkan rasa pada makanan tersebut, dan melengkapi atau menyeimbangkan kandungan gizi jika dicampur dengan bahan makanan lain. 

Menurut Bartono dan Rufino (2009:15),Memasak adalah membuat suatu bahan mentah menjadi matang dengan tujuan agar dapat dimakan sesuai naluri manusia nomor tiga, yaitu yang disebut dengan istilah voedingsdrang 

Dari kedua teori diatas dapat disimpulkan bahwa, pengolahan adalah proses pembuatan makanan dari bahan makan yang belum jadi (konsumsi) diolah atau dimasak menjadi bahan makanan yang sudah siap dimakan.

2.2 Kedelai  

Kedelai atauGlycine max (L) Merr termasuk familiaLeguminoceae, subfamilyPapilionaceae, genusGlycine max, berasal dari jenis kedelailiar yangdisebutGlycine unriensis( Samsudin, 1985 ). 

Menurut Ketaren(1986), secara fisik setiap kedelai berbeda dalam hal warna, ukuran dankomposisi kimianya. Perbedaan secara fisik dan kimia tersebutdipengaruhi oleh varietas dan kondisi dimana kedelai tersebutdibudidayakan. Biji kedelai tersusun atas tiga komponen utama, yaitu kulit biji, daging (kotiledon), dan hipokotil dengan perbandingan 8:90:2.Sedangkan komposisi kimia kedelai adalah 40,5% protein, 20,5% lemak,22,2% karbohidrat, 4,3% serat kasar, 4,5% abu, dan 6,6% air(Snyder and Kwon, 1987). 

Menurut Salim (2013:11), Kedelai merupakan salah satu tanaman polong-polongan yang telah dibudidayakan sejak 3.500 tahun yang lalu di Asia Timur. Tanaman kedelai telah lama diusahakan di Indonesia sejak tahun 1970. Kedelai merupakan tanaman subtropis yang multiguna dan sudah sejak dahulu dimanfaatkan sebagai salah satu sumber pemenuhan kebutuhan protein nabati di berbagai negara, termasuk Indonesia (Warisno dan Dahana, 2010:2). Kedelai merupakan tanaman pangan jenis kacang-kacangan yang biasa diolah masyarakat menjadi berbagai bentuk pangan olahan. 

Menurut Warisno dan Dahana (2010:2), Di Indonesia, konsumsi kacang-kacangan menempati urutan ke-3 setelah padi-padian dan ikan. Sebagai bahan makanan kedelai banyak mengandung protein, lemak dan vitamin, sehingga tidak mengherankan bila kedelai mendapat julukan gold from the soil (emas yang muncul dari tanah). Berdasarkan warna kulitnya, kedelai dapat dibedakan atas kedelai putih, kedelai hitam, kedelai coklat dan kedelai hijau. 

Menurut Salim ( 2013:12 ) Kedelai yang umumnya dibudidayakan adalah spesies Glycine max ( biji kedelai berwarna putih kekuningan ) dan Glycine soya (biji kedelai berwarna hitam. Kedelai putih kekuningan umumnya digunakan sebagai bahan baku pembuatan tempe dan tahu. Sementara itu, kedelai hitam lebih banyak digunakan dalam pembuatan kecap. Kedelai merupakan komoditas multi manfaat dan memiliki kandungan gizi yang tinggi (Warisno dan Dahana, 2010:6). Sampai saat ini, kedelai merupakan produk pertanian yang paling potensial sebagai sumber protein paling murah di dunia. 

Menurut Sadimin (2007:6), Kedelai dapat diolah menjadi berbagai bahan makanan yang dapat mengatasi kekurangan protein. Di antara jenis-jenis tumbuhan kacang-kacangan, kedelai merupakan sumber protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat yang paling baik. Masuknya kedelai ke Indonesia diduga dibawa oleh para imigran Cina yang mengenalkan beberapa jenis masakan yang berbahan baku biji kedelai (Adisarwanto,2014:15). 

Pada awalnya, kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja dan Soja max. Namun demikian, pada tahun 1984 telah disepakati bahwa nama botani yang dapat diterima dalam istilah ilmiah, yaitu Glycine max (L.) Meril (Adisarwanto, 2014:25). 

Menurut ilmu tumbuh-tumbuhan (botani), kedelai diklasifikasikan kedalam golongan sebagai berikut :  

Divisi 

: Spermatophyta

Subdivisi

: Angiospermae

                Klas      

: Dicotyledonae

Subklas

: Archihlamydae

Ordo 

: Rosales

Subordo

: Leguminosinae

Famili 

: Leguminosae

Genus 

: Glycine

Spesies

: Glycine max (L.) Meril

2.3 Tempe 

 

Tempe adalah makanan tradisional yang dihasilkan dari fermentasi biji edelai atau beberapa bahan lainnya. Fermentasi menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti Rhizopus oligosporus, Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, dan beberapa jenis kapang Rhizopus lainnya (PUSIDO, 2012). 

Dimana pada proses fermentasi akan terjadi hidrolisis senyawa-senyawa kompleks menjadi sederhana, sehingga baik untuk dicerna. Tempe merupakan makanan yang kaya akan serat pangan, kalsium, vitamin B, dan zat besi (Cahyadi, 2007).Tempe selain sebagai alternatif untuk mencukupi kebutuhan protein,juga memiliki nilai obat seperti antibiotika untuk menyembuhkaninfeksi, antioksidan untuk menangkap radikal bebas.

Menurut Haryoko (2009) dalam (Dewi & Aziz, 2011), secara umum tempe berwarna putih, dikarenakan pertumbuhan miselia kapang yang merekatkan biji-biji kedelai sehingga terbentuk tekstur yang memadat. Tempe memiliki aroma yang khas dikarenakan adanya degradasi dari komponen-komponen dari kedelai itu sendiri (Sartika, 2009).

2.4 Jenis – Jenis Tempe

1.        Tempe Kedelai

Jenis tempe yang paling populer ini berasal dari fermentasi ragi pada kacang kedelai. Ragi yang digunakan tentu saja berbeda dengan ragi roti atau tape yaitu Rhizopus oligosporus. Proses pembuatan tempe yang berasal dari kacang kedelai ini dapat dibagi menjadi dua berdasarkan medium pembuatannya, atau yang biasa kita kenal dengan bahan pembungkusnya. Perbedaan bahan pembungkus ini menghasilkan cita rasa tempe dan karakteristik yang berbeda.

       Medium daun pisang.

Tempe yang dibuat dengan daun pisang memiliki kerapatan tempe yang lebih kompak karena daun pisang memberikan banyak rongga bagi ragi untuk bertumbuh. Akan tetapi, karena ragi cepat untuk melakukan pertumbuhan, tempe yang berasal dari daun pisang lebih cepat rusak daripada tempe medium plastik. Hasil dari tempe yang menggunakan daun pisang juga lebih kompak (kokoh) dan beraroma unik bila dibandingkan dengan tempe dari medium plastik.

       Medium plastic.

Lain dari tempe dengan medium daun pisang, kerapatan tempe di medium plastik cenderung kurang kompak. Akan tetapi, hal ini bisa diminimalisir dengan memberikan banyak bolongan atau lubang pada plastik yang digunakan. Hasil dari tempe dengan medium plastik memang tidak memberikan aroma khas seperti tempe dengan medium daun pisang tetapi masa penyimpanan tempe ini tergolong lebih lama

2.        Tempe Bongkrek

Tempe bongkrek sebenarnya cukup populer sebelum akhirnya terjadi peristiwa keracunan tempe bongkrek. Tempe khas Jawa Tengah yang berasal dari ampas kelapa ini, memiliki warna hijau tua dan rasa yang gurih. Tempe ini dapat dikonsumsi dengan cara digoreng atau dibuat masakan empis tempe bongkrek, yaitu campuran antara tempe bongkrek yang dipotong dadu dengan pete.

Untuk menghindari terjadinya bahaya keracunan, jika menemukan tempe bongkrek yang sudah bewarna kekuningan, jangan dimakan. Hal ini merupakan pertanda kerusakan dari tempe bongkrek. Tempe bongkrek yang sudah rusak juga ditandai dari rasanya yang asam/pahit dan bau yang menyengat.

3.        Tempe Gembus atau Menjos

Tempe gembus merupakan tempe yang berasal dari ampas tahu dengan rasa yang gurih dan tekstur yang empuk. Tempe ini harus dikonsumsi minimal 28 jam setelah proses produksi selesai. Biasanya tempe ini diolah menjadi tempe goreng atau dimasak bersama sayuran dancabai.

Salah satu olahan tradisional yang cukup terkenal dari tempe ini adalah sate kere. Sate kere adalah olahan tempe gembus yang dibakar kemudian disajikan bersama lontong dan bumbu sate.

4.        Tempe Koro Pedang.

Tempe khas Yogyakarta ini berasal dari kacang koro. Memiliki bahan baku yang berbeda dengan tempe biasa menyebabkan tempe ini memiliki warna cokelat tua. Namun, rasa dan kandungan gizinya tidak jauh berbeda dengan tempe dari kacang kedelai. Sementara harganya relatif lebih murah daripada tempe kedelai.

Masakan dari tempe kacang koro (dikenal juga sebagai tempe benguk) yang terkenal adalah sengek tempe benguk. Masakan ini masih dapat kamu temui di pasar-pasar daerah Yogyakarta. Sengek tempe benguk merupakan tempe kacang koro yang direbus dengan santan sehingga menghasilkan tempe yang gurih dan nikmat. 

5.        Tempe Kecipir.

Meskipun tempe ini sudah jarang ditemukan di pasar tradisional namun, tempe ini masih dapat kamu ditemukan di wilayah

Tulungagung, Jawa Timur. Kecipir tumbuh subur di daerah Tulungagung sehingga masyarakat sekitar sering memanfaatkan biji kecipir, salah satunya sebagai bahan baku pembuatan tempe. Dalam proses pembuatannya, diperlukan waktu yang lebih lama untuk merebus biji kecipir karena teksturnya yang lebih keras. Prosesnya yang lebih sulit ini menyebabkan tempe kecipir menjadi kurang popularuntuk diproduksi luas dibandingkan tempe kedelai. 

6.        Tempe Kacang Hijau atau Kacang Merah

Penggunaan kacang hijau dan kacang merah untuk pembuatan tempe masih merupakan penelitian di bidang pangan untuk menggantikan kacang kedelai. Rasa dan kandungan gizi dari tempe kacang hijau dan kacang merah tidak berbeda jauh dengan tempe kedelai. Tempe ini juga mudah diolah menjadi sajian lain seperti direbus, digoreng atau diorek.

7.        Tempe Menjes.

Tempe menjes bertekstur kasar karena berasal dari kacang tanah. Rasa dari tempe ini sendiri cenderung hambar bila dibandingkan dengan tempe kedelai. Sering ditemukan di Yogyakarta dan Jawa Timur, tempe ini bisa disajikan menjadi berbagai macam hidangan seperti digoreng atau ditumis. Akan tetapi olahan favorit dari tempe jenis ini adalah tempe goreng tepung yang disajikan bersama cabe rawit.

8.        Tempe Lamtoro.

Lamtoro atau petai cina ternyata juga bisa menjadi bahan baku dari tempe. Tempe lamtoro terkenal di daerah Mojopuro, Wonogiri dengan nama tempe mlanding. Tempe lamtoro tadinya hanya dibuat saat panen lamtoro. Tetapi seiring berjalannya waktu, tempe lamtoro juga dijual di pasar daerah tersebut dengan harga yang lebih murah daripada tempe kedelai.

Perbedaan utama dibandingkan tempe kedelai yaitu terletak pada rasa tempe lamtoro yang sedikit berlemak. Keunikan rasa ini ternyata berasal dari kulit biji lamtoro. Pengolahan tempe lamtoro ini ternyata tidak susah. Tempe lamtoro biasanya dimasak dengan cara digoreng tepung atau dimasak bersama sayur dan santan kelapa.

9.        Tempe Lupin.

Meskipun kacang lupin merupakan tanaman kacang-kacangan dari Australia, tempe dari kacang lupin justru terkenal di daerah Malang. Tempe lupin dinilai lebih menarik karena warnanya yang kuning cerah, meskipun rasanya sedikit asam dan teksturnya yang lengket. Oleh karena itulah tempe lupin lebih sering diolah menjadi keripik tempe. 

10.    Tempe Munggur

Tempe yang satu ini tidak berasal dari kacang-kacangan tetapi berasal dari biji-bijian yaitu biji munggur. Biji munggur mudah ditemukan di daerah Gunungkidul sehingga beberapa warga disana sering membuat tempe ini.

Tempe munggur belum memiliki popularitas yang terkenal seperti tempe kedelai atau bahkan tempe bongkrek. Oleh sebab itulah, masih banyak penelitian yang dilakukan terkait dari zat gizi, penerimaan konsumen dan pengolahan dari tempe munggur. Salah satu hasil pengolahan tempe munggur yang sudah pernah dicoba adalah keripik tempe munggur.

11.    Tempe Kara Kratok

Tempe kara kratok berasal dari kacang lima yang difermentasikan. Tempe kara kratok biasanya dibuat saat musim kemarau karena kacang lima tumbuh di daerah kering. Meskipun demikian, tempe kara kratok ini sangat jarang ditemukan di Indonesia. Ajakan untuk memulai memproduksi tempe kara kratok sebagai alternatif dari tempe kedelai masih dilakukan oleh para peneliti ke masyarakat Indonesia.

 12.    Tempe Karet

Tempe karet dapat ditemukan di daerah Sragen. Tempe yang berasal dari biji karet ini memiliki kandungan protein yang lebih tinggi daripada tempe kedelai dengan tekstur yang lebih lembut. Tempe karet juga memiliki daya simpan yang lebih lama yaitu sekitar 2 minggu dari proses pembuatannya (disimpan di kulkas). Tempe karet dapat dimakan setelah digoreng atau dibuat menjadi keripik tempe.

13.    Tempe Gude

Salah satu jenis kacang lain yang digunakan di dalam pembuatan tempe adalah kacang gude. Tempe kacang gude memiliki citarasa dan aroma yang unik meskipun dari beberapa hasil penelitian terkait penerimaan konsumen, tempe gude masih kalah bila dibandingkan dengan tempe kedelai. Meskipun demikian, tempe gude memiliki kandungan gizi yang relatif hampir sama dengan tempe kedelai. Karena gizinya yang baik ini, tempe gude bisa diolah menjadi makanan pendamping ASI.

14.    Tempe Bungkil

Berasal dari ampas kacang tanah, tempe bungkil memiliki tekstur yang empuk dan gurih. Tempe ini sangat populer di daerah Jawa Timur dengan sajian tempe bungkil goreng yang berbentuk bulat. Beberapa sajian lainnya seperti oseng tempe bungkil dengan sayur dan kue talam dari tempe bungkil juga dapat menjadi pilihan untuk mengolah jenis tempe ini.

15.    Tempe Daun Singkong

Tempe daun singkong merupakan tempe yang dipopulerkan oleh Universitas Andalas Padang (Sumatera Barat) dan juga mendapatkan review dari salah satu majalah flora & fauna ternama di Indonesia. Cara membuatnya sama seperti dengan tempe kedelai hanya saja bahan bakunya diganti dengan daun singkong yang sudah dikukus. Daun singkong ini dilirik menjadi bahan baku tempe karena penggunaannya yang masih rendah dan dapat menjadi subtitusi dari kacang kedelai. Tempe daun singkong memiliki kandungan protein yang lebih rendah dibandingkan tempe kedelai, termasuk lemak dan karbohidratnya. Karena berasal dari daun singkong, tempe ini memiliki warna hijau yang berbedadari tempe kebanyakan.

2.5 Manfaat dan Kandungan Tempe

a.   Kandungan zat besi, flavonoid yang bersifat antioksidan sehingga mampu untuk menurunkan tekanan darah (Amani et al, 2014).

b.  Kandungan kalsium yang tinggi, sehingga mampu untuk mencegah terjadinya osteoporosis (Yoo et al, 2014).

c.   Menanggulangi anemia. Anemia ditandai dengan penurunan kadar haemoglobin darah dikarenakan kurangnya zat besi (Fe), Tembaga (Cu), Seng (Zn), protein, asam folat dan vitamin B12. Dimana kandungan ini terdapat pada tempe (Sulastri & Keswani, 2009).

d.  Antioksidan tinggi, sehingga bisa mencegah terjadinya kanker dan juga proses penuaan dini (Muji et al, 2011).

e.   Bersifat hipokolesterolemik, kandungan asam lemak jenuh ganda pada tempe mampu untuk menurunkan kadar kolesterol tubuh (Hassan et al, 2014).

f.    Kandungan superoksida dismutase yang dapat mengendalikan radikala bebas, sehingga baik bagi penderita kelainan jantung

(D’Adamo et al, 2015).

g.  Mencukupi kebutuhan gizi seimbang sehari-hari (Liputo et al, 2013).

h.  Kapang tempe Rhizopus sp bersifat sebagai antibacterial atau antibiotika, sehingga mampu untuk mengurangi terjadinya infeksi (Sartika, 2009).

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Proses pembuatan tempe adalah sebagai berikut :

Ø  Alat       :           :

Baskom

Saringan

Kantong plastik / daun pisang

Dandang 

Kompor

Peralatan lain yang diperlukan

Ø  Bahan   :

Kacang kedelai

Ragi tempe

Ø  Cara Sederhana Pembuatan Tempe :

1. Proses Penyortiran

Proses penyortiran bertujuan untuk memperoleh produk tempe yang berkualitas, yaitu memilih biji kedelai yang bagus dan padat berisi.Biasanya di dalam biji kedelai tercampur kotoran seperti pasir atau bijiyang keriput dan keropos.

2. Proses Pencucian

Hal pertama yang dilakukan adalah mencuci kacang kedelai menggunakan air bersih. Dalam satu kali proses pembuatan, biasanya kacang kedelai yang dibutuhkan sebanyak 50kg.

3. Proses Perebusan

Setelah selesai dicuci, Kacang kedelai direbus di dalam Drum besar selama ± 3 jam. Biasanya, Kacang kedelai di rebus diatas tungku kayu bakar dengan api yang besar.

4. Proses Pengangkatan

Setelah selesai direbus, kacang kedelai di angkat dan di masukkan ke dalam drum plastik besar.

5. Proses Perendaman

Kacang kedelai di rendam dan di diamkan didalam drum selama 1 hari. Hal ini bertujuan agar Asam yang ada di kacang kedelai  bisa keluar.

6. Proses Penggilingan

Setelah itu, kacang kedelai dicuci kembali. Dan digiling menggunakan Mesin Pecah Dua. Hal ini bertujuan  agar kacang kedelainya bisa terbelah menjadi dua bagian. Kemudian, kacang dicuci kembali dan dimasukkan ke dalam regesambil disiram air hangat. Dan kacang kedelai di diamkan selama ± 2 jam.

7. Proses Peragian

Kemudian, Kacang kedelai dimasukkan ke dalam kotak. Setelah itu, dicampur dengan ragi sebanyak ±250.

8. Proses Pengemasan

Setelah di aduk sampai rata, kacang kedelai dimasukkkan ke dalam plastik yang  berlubang kecil. Setelah kacang kedelai dimasukkan ke dalam kantong plastik, lalu di timbang.Ada ukuran yang besar beratnya 4 ons, dan yang kecil beratnya 3 ons. Kacang kedelai yang sudah di timbang, di lem dengan proses pembakaran (Tradisional). Kemudian, tempe di blek dengan cara tradisional.

9. Proses Akhir

Setelah di blek, tempe dimasukkan ke dalam rak selama 1 malam. Kemudian, di keluarkan dan di masukkan lagi ke dalam rak  sambil di angin-anginkan. Setelah sudah di angin-anginkan akhirnya tempenya sudah jadi dan siap untuk dipasarkan.

Tempe adalah makanan tradisional yang mengandung banyak protein nabati yang baik untuk kesehatan. Karena rasa dan aroma tempe yang cocok dengan lidah orang indonesia, makanan ini sudah sejak dulu menjadi salah satu menu pokok dalam diet masyarakat. Selain rasanya yang unik dan gizinya yang tinggi, menyebabkan tempe menjadi salah satu produk makanan yang populer hampir di seluruh dunia. Penelitian terkait tempe dan variasi makanan dari olahan tempe akhirnya semakin beragam akibat popularitas tempe di kanca internasional. Tempe yang dikenal utamanya tentu yang berbahan dasar kedelai. Padahal variasi bahan baku tempe yang ada di Indonesia itu banyak.Tempe juga terkenal sebagai salah satu alternatif pengganti daging untuk mereka yang vegetarian.Tempe sendiri diolah dari kacang kedelai sedemikian rupa sehingga menghasilkan tekstur dan rasa yang empuk. 

Ciri tempe yang “berhasil” adalah ada lapisan putih di sekitar kedelaidan pada saat di potong, tempe tidak hancur. Perlu diperhatikan agartempe berhasil, alat yang dipergunakan untuk membuat tempe sebaiknyadijaga kebersihannya. Menjaga kebersihan pada saat membuat tempe inisangat diperlukan karena fermentasi tempe hanya terjadi pada lingkunganyang higienis. 

Menurut Hidayat (2008), gangguan pada pembuatan tempediantaranya adalah tempe tetap basah, jamur tumbuh kurang baik, tempe berbau busuk, ada bercak hitam dipermukaan tempe, dan jamur hanyatumbuh baik di salah satu tempat.


DAFTAR PUSTAKA

Agosin   E.,   D.        Diaz,    R.        Aravena,          and      E.         Yanez,             1989. Chemical           and         NutritionalCharacterization    of         Lupine             Tempeh . Journal of Food Science, VolumeS4, No.1, University of Food Science. Chile.Ali, I. 2008.

 

BuatTempe Yuuuuk.http://iqbalali.com/2008/05/07/buat-tempe-yuuuuk/. (Diakses pada tanggal 27 Mei 2009).Anonim. 2000.

 

Tempe Kedelai.http://agribisnis.deptan.go.id/. (Diakses padatanggal 27 Mei 2009). 

Si Hitam yang Sarat Manfaat.www.hanyawanita.com(Diakses pada tanggal 24 Februari 2009). 

Kedelai.http://ristra.multiply.com/photos/hi-res/upload(Diakses pada        tanggal 15November 2009). 

Tempe. http://mamieksyamil.multiply. com/recipes/ item /100(Diakses pada tanggal 15November 2009). 

Tempe, anutritious and healthy food from Indonesia. Asia Pacific J Clin Nutr(2000) 9(4): 322325.http://iqbalali.com/2008/05/07/buat-tempeyuuuuk/. (Diakses pada tanggal 27 Mei 2009).

Tempe. http://www.adln.lib.unair.ac.id/go.php.     (Diakses          padatanggal     2 Oktober2009).

Fitriani. 2006.Metabolisme Isoflavon dan Faktor-II pada Proses Pembuatan Tempe, Prosiding Simposium Nasional PengembanganTempe dalam Indusstri Pangan Modern. UGM. Yogyakarta.Priantono, H. 2009.

[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2012. Tempe: Persembahan Indonesia untuk Dunia. Jakarta: PUSIDO BSN.

Rahayu WP, Pambayun R, Santoso U, Nuraida L, Ardiansyah. 2015. Tinjauan Ilmiah Proses Pengolahan Tempe Kedelai. Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI).

Santoso HB. 1993. Pembuatan Tempe dan Tahu Kedelai: Bahan Makanan Bergizi Tinggi. Yogyakarta: Kanisius.

 

Shurtleff W, Aoyagi A. 1979. The Book of Tempeh. New York: Autumn.

 

Tuminah S. 2009. Efek asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh “trans” terhadap kesehatan. Media Penelit. dan Pengembang. Kesehat 19: 13-20.

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MARKETING PLAN PRODUK KERIPIK NANGKA

  MARKETING PLAN PRODUK KERIPIK NANGKA Latar Belakang Marketing Plan atau  Rencana Pemasaran adalah suatu bentuk dari proses manajemen yang ...